Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pro dan Kontra "Digital Panopticism"

7 Desember 2018   17:19 Diperbarui: 8 Desember 2018   06:52 2137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paparan penduduk pada entitas pengukur biometris digital belum terjadi di Indonesia. Publik masih merasa kebebasan berpendapat mereka di dunia digital belum terkekang. 

Walau faktanya hal ini ilusi semata karena pola filter bubble yang menyebabkan perspektif homogen. Tak ayal terjadi polarisasi berdasar preferensi politis dan agama yang begitu kuat di Indonesia.

Apakah Indonesia akan menerapkan pola Panopticon digital seperti Tiongkok. Atau mulai berbenah diri untuk membentengi diri dari campur tangan asing dengan hanya 'nuansa' Panopticon yang dibuat. Pemerintah kita membuat sendiri infrastruktur digitalnya guna keamanan negara secara politis dan konstitusinonal.

Konsep Panoticism dari Foucault mungkin terkesan dispotis dan represif. Namun dari kejadian yang melanda negara maju diatas, kita baiknya menyadari pola Panopticon untuk masa depan. 

Hal ini untuk memastikan kedaulatan negara di dunia digital tetap ada. Dan barang tentu tidak menyerah dan mengikuti kemauan perusahaan teknologi besar dunia.

Tentu tidak dengan pola pengawasan yang mengekang dan cenderung melanggar kebebasan berpendapat dan privasi. Wajib para stakeholder keamanan, teknologi, dan inteligen mulai waspada dan siap untuk dampak buruk campur tangan asing via dunia digital. Butuh kewaspadaan, infrastruktur, bahkan sumberdaya yang melek akan dunia digital.

Salam,

Tangerang, 07 Desember 2018

05:19 pm 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun