Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Paradoks Dunia Digital

5 Desember 2018   21:23 Diperbarui: 9 Desember 2018   10:46 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digital World - Ilustrasi: futurelab.assaabloy.com.

Sehingga baiknya kita segera bangun dan tersadar. Saat kita sudah begitu terlena dengan kemajuan teknologi baik sisi hardware atau software. Kenyataannya, kita begitu jauh tertinggal menyoal kultur dan etika di dunia digital.

Perusahaan teknologi yang membuat infrastruktur teknologi dan aplikasinya patut kita kritisi. Wajar jika mereka berfokus mencari laba dan menjaga frekuensi interaksi. Namun kitapun wajib mengkritisi mereka dampak negatif dunia digital yang sedang mereka ciptakan ini.

Kita sebagai users atau pengguna pun baiknya memahami literasi dunia digital. Kita faham bahwa era disrupsi industri 4.0, membawa tantangan di semua sektor kehidupan. Dan dengan literas digital kita diharapkan tidak tersesat problematika paradoks dunia digital ini.

Salam,

Solo, 05 Desember 2018

09:22 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun