Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulas Penyalahgunaan Aplikasi

20 November 2018   08:04 Diperbarui: 20 November 2018   15:32 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aplikasi seperti Bigo atau TitTok mungkin dikenal dan viral dengan nuansa negatif. Sedang Facebook sejak 2006 tentu dikenal sebagai medsos pertemanan. WhatsApp pun pertama dikenal publik sebagai aplikasi chat sederhana dan bebas iklan. 

Kesan pertama suatu aplikasi memang begitu menggoda. Namun dalam perjalanannya, ternyata setiap aplikasi memiliki keunikannya dan manfaatnya masing-masing. Dan tak heran banyak orang yang akhirnya bisa eksis, populer di media, bahkan menghasilkan pendapatan meteril via aplikasi yang digunakan.

Pada intinya, kreatifitas dan konsistensi user dengan aplikasi menjadi kunci sukses atau kepopuleran. Aplikasi menjadi media guna mengamplifikasi talenta dan bakat pengguna. Walau tak jarang, banyak user yang menyimpangkan tujuan dan fitur sebuah aplikasi.

Salam,

Solo, 20 November 2018

08:00 am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun