Platform medsos yang menjadi bagian sosial masyarakat sesungguhnya. Sudah lebih dari 1 dasawarsa platform medsos menjadi perekat sosial. Namun hilang nilai sosial dan etika publik karena prinsip liberal, komersial dan egaliter.Â
War Room ala Facebook atau Twitter menjadi sebuah jawaban. istilah media sosial yang sepatutnya tidak mementingkan keuntungan dan interaksi saja. Tapi berperan serta dalam dinamika sosial. Dalam hal ini mereduksi dan memerangi ekses buruk hate speech, hyper-partisan, dan hoax.
Platform sosmed yang semakin transparan kepada publik. Karena selama ini publik tidak pernah tahu apa dan siapa yang mengawasi dan mengisi linimasa. Jika dulu linimasa penuh dengan jebakan filter bubble dan iklan komersial. Kini setidaknya publik bisa lebih tenang.
Linimasa medsos mau tidak mau mempengaruhi situasi sosial di dunia nyata. Tak jarang konflik, debat kusir, sampai trolling linimasa berakhir persekusi bahkan menyangkut pengadilan. War Room diharapkan tidak saja bekerja saat Pemilu, namun seterusnya.
Platform sosmed yang mulai mau berkoordinasi aktif dengan otoritas setempat. Tentunya dampak buruk linimasa selama ini terakumulasi belum lama ini. Publik sudah jengah dan bosan dengan konflik di linimasa.
Dihadirkannya instansi pengatur keamanan dan ketertiban di linimasa telah diimplementasi War Room. Artinya, publik akan lebih merasa tenang di linimasa karena ada jaminan aparat yang segera bertindak atas gangguan linimasa.
Salam,
Solo, 06 November 2018
10:25 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H