Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Kreativitas Subversif Itu Bernama Hoaks

26 Oktober 2018   10:50 Diperbarui: 26 Oktober 2018   11:38 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bergelut lama dengan perspektif psiko-teknologi berita bohong. Setidaknya saya bisa menarik kesimpulan tentatif. Bahwa hoaks adalah kreatifitas menyimpang atau subversif.

Setidaknya kreasi mural atau dulu disebut vandalisme dilabeli kreatifitas subversif. Karya mural/grafitti yang tidak pada tempatnya dianggap merusak pemandangan. Tiap coretan atau gambar akan selalu dihapus oleh otoritas kota.

Namun kini, mural dianggap sebagai sebuah avant garde art. Karya Banksy menjadi primadona penikmat seni. Kemisteriusan dan pesan dan karya muralnya bukan sekadar corat-coret belaka. Tak heran karyanya yang dicerabut paksa untuk dikomersialisasi bernilai tinggi.

Kembali membahas kreatifitas membuat karya hoaks. Dalam dunia digital dengan berlimpahnya sumber kreasi. Baik foto, video bahkan artikel bisa direkayasa dan dibengkokkan pesannya.

Mari kita telaah foto editan dengan pesan hoaks dibawah.

Kreasi Foto Kalimat Tauhid pada Khabib dan Mike Tyson. Gambar kiri yang beredar di internet. Gambar kanan dari Twitter @MikeTyson - Dokumentasi pribadi
Kreasi Foto Kalimat Tauhid pada Khabib dan Mike Tyson. Gambar kiri yang beredar di internet. Gambar kanan dari Twitter @MikeTyson - Dokumentasi pribadi
Jika seorang pembuat foto hoaks tidak kreatif sekaligus subversif. Maka sulit rasanya menciptakan editan foto topi Khabib Nurmagemadov dan baju Mike Tyson seperti gambar diatas.

Foto sebelah kiri yang viral beredar saat momentum pembakaran bendera Tauhid. Di Facebook banyak dibubuhi sisi emosi tanpa mencari fakta asli. Sedang faktanya, foto yang asli ini sudah beredar sejak April lalu.

Mari bayangkan kita adalah pengedit foto Khabib-Mike Tyson diatas. Setidaknya ada beberapa aspek yang harus dipunyai orang/kelompok perekayasa foto ini.

Pertama, update informasi tokoh-tokoh terkenal. Khabib dan Tyson yang beragama Islam cocok sekali menjadi 'highlight' saat momentum pembakaran bendera tauhid. Jika tidak mengikuti sosmed kedua tokoh tadi. Nihil rasanya perekayasa tahu mereka (Khabib-Tyson) pernah berfoto bersama.

Beberapa berita hoaks pun sempat memunculkan hasil editan publik figur. Foto editan Dian Sastro dengan gambar kaos pilih Jokowi dan Sudirman Said sempat meramaikan linimasa.

Kedua, kemampuan editing fotografi atau video yang cukup mumpuni. Kembali kita lihat foto Khabib-Tyson diatas. Baju Tyson yang tadinya putih diedit menjadi warna hitam. Khabib dan Tyson yang tidak bertopi pun dibuat bertopi. Ini termasuk pekerjaan cukup rumit bagi orang awam.

Bagi para jago Photoshop, mungkin hal tersebut cukup mudah. Kita yang melihat sekilas bisa saja tertipu. Betapa 'natural' hitam baju Tyson plus bayangan topi Khabib. Istilah foto editing-nya, foto diatas diedit halus. Dan pasti tidak tergesa-gesa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun