Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ilusi Takjil Menghantui Kita

17 Mei 2018   20:19 Diperbarui: 17 Mei 2018   20:42 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya saja, jika kau coba memahami ilusi berburu takjil. Sebaiknya kau kian memahami apa yang disebut rasa lapar. Saat dorongan liur memenuhi mulut, disitulah ujian empati berada. Apa kau bisa tahan hanya mengkonsumsi 3 butir kurma? Dan sebelum tidur, makan seperti porsi sebelum bulan puasa.

Imaji makanan kian nikmat pun hanya ada di bulan puasa kawan. Iklan bersliweran di layar TV, smartphone, atau gadget menggoda kita untuk kian serakah. Selagi kau mampu, makan sajalah terus. Apalagi yang kau tunggu. 

Sekali lagi, ujian ilusi takjil baru kita mulai. Karena mungkin masih banyak takjil gratis yang kau incar. Dan beruntung jika bisa kau ambi 2 bungkus untuk di makan sahur, atau sebelum tidur.

Salam,

Solo, 17 Mei 2018

08:21 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun