Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karya Karma Bagian 13

25 Oktober 2016   18:34 Diperbarui: 28 Oktober 2016   18:29 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dark Bound - foto: Maciej Goraczko

“Baw saja FN atau Colt kalian. Kita cukup bias menangkapnya hidup-hidup. Untuk lalu kita eksekusi di daerah jauh dari kota. Jika kondisi berubah baku tembak. Kalian segera saja lepas tembakan dan bunuh target. Urusan menghilangkan jasadnya kita urus bersama. Mengerti?” Irham menjelaskan.

“Lalu apa bayaran kita naik bro!” Rangga dengan santainya bertanya.

“Ya tentu. Karena target kita memang bukan orang sipil. Dan juga mungkin target sudah terlatih untuk menembak dan bereaksi cepat dalam suasan genting. Kalian harus waspada dan siap.”

“Berarti kita hentikan mobil target. Lalu kita bekap dan angkut dia ke dalam mobil kita bung?” tanya Husein.

“Rencana A begitu. Tapi kalau terjadi suasana gawat. Segera bungkam dan habisi target.” Irham berkata tegas.

Danu yang dari tadi terdiam memperhatikan mengetahui ada rasa takut pada teman-temannya. Karena Danu sudah pelajari berkas target, W. alias Wardah. Ia bukan polisi sembarangan. Dan Danu tahu apa yang akan mereka hadapi suasana hidup dan mati. Sepertinya hal ini Danu bias rasakan di nada bicara Irham yang ragu. Namun ia tutupi dengan nada yang cukup tegas.

* * *

Bersambung

Wollongong, 25 Oktober 2016

10:34 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun