Artikel yang kita buat dianggap memiliki indikator 'berisi'. Dan wajar jika mahasiswa atau peneliti mengutip artikel kita. Dan dalam hal ini tentu harus ada link di mana artikel kita ditaut. Sebuah konvensi yang sama-sama menguntungkan. Walau ada juga artikel ilmiah yang salah mengutip nama saya menjadi Lukmato. #NggaApa2
Kelima, karena Kompasiana adalah keluarga Indonesia. Ini yang saya rasakan saat jauh dari tanah air. Dengan Kompasiana, muncul rasa memiliki tanah air air yang lebih banyak. Banyak tulisan Kompasianer di luar negri yang inspiratif. Artikel mereka memberikan analogi, saran, kritik untuk negri sendiri. Dan semua untuk membangun negri sendiri tentunya.
Dan kolom Kompasiana pun menjadi ajang 'silaturahim' Kompasianer. Tidak perlu formal-formal sekali dalam berkomentar. Namun juga harus menjaga etika yang biasanya kita lakukan saat mengobrol saja. Ada pula komentar lucu dan sarkas. Tapi itulah dinamika 'keluarga' Indonesia di Kompasiana. Kompasiana adalah gambaran kecil Indonesia.
Pada akhirnya, sungguh ingin saya hadir Kompasianival sekali waktu. Mungkin banyak penasaran wajah saya seperti apa? Mungkinkah ganteng atau menawan? #Halah. Ingin merasakan bangganya menjadi orang Indonesia di Kompasianival. Berjumpa dan bertegur sapa dengan Kompasianer dari segaa penjuru Indonesia dan dunia, mungkin.Â
Dan tentunya ingin terus bersumbang tulisan untuk Indonesia. Walau sederhana atau malah berkesan sangat subjektif. Namun inilah perspektif saya sebagai anak bangsa untuk negerinya.Â
Salam,
Wollongong, 14 September 2016
1:53 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H