Oya, kadang risih juga ditanya foto siapa di wallpaper HP-ku. Ya mau ga mau ku akui dia pacarku. Mamah pernah bertanya nama, anak siapa dan asalnya dari mana? Ku jawab seadanya. Namun tidak dengan ayah yang tidak senang saat tahu asal daerah pacarku. Katanya itu asal daerah orang-orang yang kasar. Sejak saat itu, hanya mamah yang tahu hubungan aku dan pacarku.
Ayah begitu berat melepasku bekerja di luar kota. Namun tidak dengan mamah. Asalkan terus ngabari lewat WhatsApp, mamah setuju aku bekerja jauh. Dan sejak saat itu pula, hubungan aku dan pacarku semakin mesra. Kami bekerja di kota yang sama. Sampai kami berdua bulatkan ingin menikah. Lewat HP ayah coba ku yakinkan. Tapi ia tetap menolak.Â
Lewat mamah yang memohon ayahku, hari pernikahan kami pun meriah. Tidak lupa, kabar dan undangan kami sebar lewat sosmed. Selain ngirit undangan fisik, juga lebih cepat. Walau banyak yang tidak bisa datang di resepsi, aku cukup senang. Foto prewed dan on-the-spot sangat bagus. Akun Instagram aku dan istri penuh like saat kami upload foto-foto pernikahan kami.
Sudah 8 bulan anak kami dalam kandungan. Betapa senang bisa mengabadikan tiap bulan perut membuncit dengan akun Instagram buat anak kami sendiri. Akun yang khusus untuknya. emoga ia senang sudah bisa eksis sebelum lahir. Hehehe...
Hari persalinan pun tiba. Anak kami lahir normal. Seorang bayi perempuan yang cantik. Kami beri nama keren, sesuai nama di akun Instagram dan Path-nya.
Senyumnya kami abadikan dengan foto-foto yang berjibun. Anak kami selalu tersenyum di dekapan hangat mamahnya, dan di lembut cinta yang mamahnya beri. Bayi kami tersenyum di hadapan HP mamahnya.
Siklus pun o... berputar...
Salam,
Solo, 20 April 2016
11:00 am