Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sepeda: Dulu, Kini dan Memori yang Menghiasinya

2 Maret 2016   14:12 Diperbarui: 2 Maret 2016   19:04 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Replika High Wheel modern - foto: pinterest.com"]

[/caption]Dan sejak saat itu, jalan-jalan di Eropa dan Amerika Utara disesaki sepeda. Desain yang benar-benar menjadi mirip dengan sepeda modern adalah milik C.M Linley dari perusahaan Linley and Briggs di tahun 1885. Pada model ini, sepeda sudah dilengkapi suspensi pada frame atau kerangka sepeda. Sepeda tersebut diberi nama Whippet. Namun model ini tidak lagi diproduksi setelah tahun 1888. Karena pada saat ini pula, bicycle craze (demam sepeda) terjadi. Dan banyak sekali desain yang dikeluarkan.

Saat Sepeda Menjadi Memori tak Urung Padam

Dan diabad 21, sepeda tetap menjadi kebutuhan komuter jarak jauh maupun dekat. Dari desa maupun kota, semua orang ingin bisa menaiki sepeda. Tidak ada larangan spesifik untuk mengendarai sepeda dimanapun. Sepeda menyentuh hampir semua lini kehidupan manusia. Mulai dari lini komersil untuk penjual koran keliling, sampai lini keluarga yang ingin bersantai dengan sepedanya, sepeda menjadi moda transportasi segala urusan. Sepeda menjadi sebuah ikon dari manusia itu sendiri. Manusia dengan sepedanya adalah hal yang tidak mungkin terpisahkan. Dari sejak kecil seorang anak membeli sepeda. Sampai ia besar dan membelikan anaknya sepeda, memori pada sepeda pun melekat.

[caption caption="Riding Bike - foto: sheknows.com"]

[/caption]

Begitupun dengan sepeda Wimcycle. dari sejak saya kecil sepeda Wimcycle sudah menemani. Baik memori maupun wujud fisiknya. Masih ingat betul saya biasa naik sepeda Wimcycle ke sekolah waktu SD. Kebetulan jarak sekolah dekat, sepeda Wimcycle menjadi sahabat andalan saya. Mengayuhnya bukan lagi suatu beban. Namun menjadi momen yang tiap kayuhannya menyiratkan kerinduan masa sekolah sambil bermain. Tiada yang lebih indah bisa menikmati masa kecil dengan sahabat yang bisa diandalkan. Sepeda kuning Wimcycle-ku dulu sudah tidak ada saat ini. Tapi momen yang ditinggalkannya menetap lekat di hati dan fikiran.

[caption caption="Wimcycle Aggressor - foto: tokosarana.com"]

[/caption]Saya pun yakin, Anda pun memiliki momen dengan sepeda yang dipunyai. Baik momen indah maupun tidak begitu mengenakkan, sepeda akan selalu menjadi ikon sebuah kenangan. Sepeda seolah tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan kita sebagai manusia. Ia ada dan nyata pada masanya. Namun ia juga nyata di dalam tiap hati dan fikiran kita. Sepeda membentuk momen yang tidak mungkin terlupakan. Baik momen yang diciptakan nanti. Berkeliling bersama sang kekasih dengan sepeda hari minggu nanti juga momen yang ditunggu. Karena saya yakin, momen indah pasangan ini akan tetap dikenang saat ada anak mereka yang ikut bersepeda bersama di tempat yang sama. 

Referensi: medium.com | wikipedia.org/history_of_the_bicycle

Salam,

Solo, 2 Maret 2016

02:11 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun