Entah siapa atau apa yang membuat MOS kini identik dengan kekerasan. Apa karena mungkin dendam yang menumpuk dari senior-senior terdahulu? Hal ini tidak mungkin. Karena seusai MOS junir dan senior akan semakin erat persahabatannya. Setidaknya itu yang saya rasakan. Atau karena kurangnya pengawasan pihak sekolah? Karena saya tahu pasti, saat saya menjadi panitia MOS guru selalu mendampingi kami saat rapat maupun saat acara berlangsung.
Saat menjadi senior dulu, saya tidak merasakan dendam saat MOS. Atau malah melampiaskan dendam pada junior yang tidak tahu apa salahnya. Saya hanya ingin dekat dengan para junior dengan cara yang kami tahu. Melakukan plonco, bukan kekerasan.
Salam,
Solo, 28 Juli 2015
08:01 am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H