Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lebaran dan Peziarahan

9 Mei 2022   15:13 Diperbarui: 9 Mei 2022   15:14 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak banyak berubah, tetap indah dengan perpaduan bangunan Jawa dan keheningannya yang menenangkan. Pengunjung pun ramai datang ada yang bersama keluarga maupun rombongan komunitas. 

Sampai di sana, bersihkan diri dengan mata air dan hendak berdoa ke depan candi menghadap patung Hati Kudus Tuhan Yesus. 

Ketika mulai berdoa, saya mengalami blank. Tidak bisa menyampaikan doa baik melalui ucapan mulut maupun dalam hati. Seakan-akan tidak tahu caranya berdoa. Saya tidak bisa menyampaikan doa, baik untuk memohon pengampunan maupun menyampaikan permintaan. 

Kejadian itu membuat saya bertanya-tanya dalam diri sambil menatap candi.

Tuhan, saya kenapa? 

Candi HKY Bantul/Dokpri
Candi HKY Bantul/Dokpri

Mengapa saya tidak bisa menyampaikan doa? Banyak dosa yang saya ingin minta pengampunan. Banyak permasalahan yang saya ingin minta pendampingan.

Mengalami hal tersebut membuat saya akhirnya berdoa hafalan saja seperti Bapa Kami. Tidak ada doa spontan yang saya sampaikan karena kebuntuan.

Memang, Tuhan adalah sosok yang Maha Pengampun dan mengetahui setiap keinginan dari hamba-Nya. Namun, tetap saja saya merasa seperti "hamba yang tersesat" karena tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan-Nya.

Patung Bunda Maria HKY, Bantul/Dokpri
Patung Bunda Maria HKY, Bantul/Dokpri

Kemudian, saya pun berpindah ke patung Bunda Maria dengan harapan bisa kembali menyampaikan doa. Memulai dengan doa hafalan Salam Maria sambil menatap Bunda yang menggendong kanak-kanak Yesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun