Tidak banyak berubah, tetap indah dengan perpaduan bangunan Jawa dan keheningannya yang menenangkan. Pengunjung pun ramai datang ada yang bersama keluarga maupun rombongan komunitas.Â
Sampai di sana, bersihkan diri dengan mata air dan hendak berdoa ke depan candi menghadap patung Hati Kudus Tuhan Yesus.Â
Ketika mulai berdoa, saya mengalami blank. Tidak bisa menyampaikan doa baik melalui ucapan mulut maupun dalam hati. Seakan-akan tidak tahu caranya berdoa. Saya tidak bisa menyampaikan doa, baik untuk memohon pengampunan maupun menyampaikan permintaan.Â
Kejadian itu membuat saya bertanya-tanya dalam diri sambil menatap candi.
Tuhan, saya kenapa?Â
Mengapa saya tidak bisa menyampaikan doa? Banyak dosa yang saya ingin minta pengampunan. Banyak permasalahan yang saya ingin minta pendampingan.
Mengalami hal tersebut membuat saya akhirnya berdoa hafalan saja seperti Bapa Kami. Tidak ada doa spontan yang saya sampaikan karena kebuntuan.
Memang, Tuhan adalah sosok yang Maha Pengampun dan mengetahui setiap keinginan dari hamba-Nya. Namun, tetap saja saya merasa seperti "hamba yang tersesat" karena tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan-Nya.
Kemudian, saya pun berpindah ke patung Bunda Maria dengan harapan bisa kembali menyampaikan doa. Memulai dengan doa hafalan Salam Maria sambil menatap Bunda yang menggendong kanak-kanak Yesus.