Musim berikutnya, 2020/21, masih sama meskipun punya menit bermain yang lebih banyak.
Vini bermain sebanyak 35 pertandingan dan mengalami peningkatan di dribble sukses menjadi sebesar 54.5% plus mencetak 3 assist.
Tapi lagi-lagi, penyelesaian akhirnya masih buruk. Vini mengeksekusi 42 tendangan di antaranya hanya 13 yang mengarah ke gawang (on target).
Vini juga makin bermasalah dengan penyelesaian akhir di mana harapan gol/expected goals-nya total 6.5 tapi hanya mampu mencetak 3 gol. Artinya, Vini banyak membuang peluang emas.
Catatan: Bila jumlah golnya lebih tinggi/banyak dari harapan gol, maka semakin tajam pemain tersebut
Kini, Vinicius semakin dewasa. Semua itu berubah karena kecintaannya terhadap Real Madrid "Madridismo" dan kedatangan pelatih yang tepat, Carlo Ancelotti.
Ancelotti datang kembali ke Real Madrid dan melupakan semua statistik buruk Vinicius di masa lalu dengan mengatakan bahwa Vinicius akan menjadi pemain kunci.
Benar saja, Ancelotti langsung mengubah Vini untuk bermain lebih efisien dan efektif.Â
Dalam sesi wawancara setelah mengalahkan Alaves 4-1 pada jornada pertama, Ancelotti mengatakan demikian:
"As for scoring goals, I’ve told him (Vinicius) that it’s rare to score after taking five or six touches. To score, you need one touch or maybe two maximum"