Termasuk peraturan jam kerja nih, banyak yang mengatakan semenjak pandemi jam kerja menjadi berantakan dan tidak tahu aturan. Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani pun pernah mengatakan demikian.
Bos peduli Covid-19 tentu sebaiknya menentukan jam kerja yang tetap memikirkan bahwa pekerja juga butuh waktu "me/family time" atau sekadar istirahat.
Kalau untuk para pekerja esensial, bisa diatur terkait penerapan protokol kesehatannya. Sebisa mungkin jangan sampai terjadi penumpukkan di satu tempat dan penyediaan hand sanitizer atau se-simpel menjaga kebersihan kantor.
- Bantuan
Saya sih lebih memilih bahasanya "bantuan" ya bukan "insentif", soalnya kalau insentif terkesannya adalah reward yang dihasilkan setelah mencapai target.Â
Padahal ini tuh sifatnya urgent dan tidak boleh dibedakan antar pekerja karena berkaitan dengan kesehatan di masa pandemi ini.Â
Bantuannya bisa banyak pilihan seperti yang saya katakan sebelumnya, seperti vitamin/makanan, insentif atau reimburse untuk internet selama WFH, biaya gratis antigen/PCR, dan bantuan vaksinasi.
Balik lagi ke kemampuan tiap perusahaan, terpenting adalah bantuan ini wajib diberikan di masa pandemi supaya bisa menciptakan kepuasan dan kenyamanan bekerja.Â
Kembali lagi untuk mengingat bahwa pandemi Covid-19 adalah sebuah krisis.
Kalau kata website Mckinsey & Company, di masa pandemi jangan sampai sesama pekerja itu saling bertanya seperti ini:
"Apakah saya akan sakit atau terluka? Bagaimana keluarga saya? Apa yang terjadi kemudian kepada saya? Siapa yang akan merawat kita?"
Sebab kalau sampai ada yang bertanya seperti itu, berarti ada yang salah dengan kepemimpinan bos di masa krisis seperti ini.Â