Setelah 5-10 tahun, penyakit ini akan menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan jantung. Sehingga penderita berisiko terkena gangguan pendengaran, pengelihatan, stroke, kerusakan katup jantung, dan lainnya. Penderita sifilis yang sering berganti pasangan berisiko terkena HIV dua kali lipat dari orang biasa.
Tentunya penyakit ini jadi bukan hanya berbahaya bagi penderitanya saja, namun juga berbahaya bagi bayi di dalam kandungan jika penderita sedang dalam masa kehamilannya.
Penyakit ini dapat ditularkan kepada bayi yang ada di dalam kandungan dan berisiko lahir dengan keadaan kerusakan kulit, hati, limpa, hingga keterbelakangan mental.
Bahkan, ibu hamil yang menderitanya dapat berisiko mengalami kematian janin dalam kandungan, atau kematian bayi pada beberapa saat setelah proses persalinan.
Pengobatan
Sifilis dapat diobati dengan suntikan antibiotik penicillin. Sifilis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan ini. Pengobatan akan lebih mudah dan cepat bila penyakitnya masih tergolong ringan. Maka dari itu, penting sekali untuk mengecek secara berkala dengan melakukan skrining untuk mengetahui apakah kita terjerat penyakit ini atau tidak.
Jika sifilis yang diderita sudah tergolong parah, hingga menyerang organ tubuh lainnya, penyakit ini dapat menjadi mematikan akibat penyakit lanjutan yang disebabkan olehnya. Setelah itu akan dibutuhkan pengobatan lebih lanjut dengan dokter sesuai dengan cara penanganan penyakit lanjutan yang terjerat.
Berhati-hatilah ketika ingin melakukan hubungan seksual, periksalah kesehatan orang yang terlibat dalam hubungan sebelum melakukannya. Hal ini sangat penting bagi kesehatan bersama.Â
Sangat disarankan untuk tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, atau menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah penularan penyakit berbahaya ini.