Kami bergegas naik kearah jalur pacuan untuk paralayang, yang ternyata sudah diramaikan oleh anak muda dan wisatawan yang ingin melihat sunrise atau matahari terbit dari atas sini. Kurang lebih jam setengah 5 pagi, dengan udara yang berhembus pelan disertai dingin ini, kami melihat kerlip cahaya dari bawah yang merupakan pemandangan kota Batu dan sekitarnya. Menjadi kepuasan tersendiri bagi kami.
Matahari sudah terlihat naik dari ufuk timur, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 pagi dan sudah terlihat lumayan terik untuk  jam tersebut dibanding wilayah Indonesia Barat lainnya.Â
Kami memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanan, kami melewati lembah dan perkampungan kecil dibawahnya. Ternyata ada perkebunan bunga yang sangat indah dan cantik dipandang mata. Kami memutuskan untuk berhenti sejenak. Menikmati pemandangan tanaman bunga yang sangat memanjakan mata dengan keindahannya.
Setelahnya kami mencari sarapan pagi dan memilih warung makan pinggir jalan dengan menu pecel jawa khas daerah ini. Setelah sarapan pagi kami bergegas untuk kembali ke penginapan karena sudha mulai ramai penduduk yang hendak memulai aktifitas awal minggu mereka. Wajar saja, saat itu adalah hari senin uyang mana setiap orang memulai kesibukannya untuk beraktifitas bekerja, sekolah dan memulai hal lainnya.
Setibanya kami membersihkan diri dengan mandi pagi dan beristirahat tidur guna mengisi ulang tenaga untuk melanjutkan aktivitas kami lainnya. Karena tujuan kami selanjutnya adalah air terjun yang tidak terlalu jauh dari kota Batu. Coban Rais namanya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang, kami bergegas membereskan barang bawaan dan melanjutkan perjalanan menuju objek wisata Coban Rais, Air terjun yang terletak di lereng Gunung Panderman dengan ketinggian sekitar 1025 meter di atas permukaan laut. Berada di Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur.