Mohon tunggu...
Aldo Giovani
Aldo Giovani Mohon Tunggu... Freelancer - Suka merangkai kata

Berbagi untuk mengerti - Menulis agar abadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelisik Dusun Mengkubung, Belinyu - Bangka dengan keterbatasan akses dan pendidikannya

12 Oktober 2020   10:00 Diperbarui: 13 Oktober 2020   08:20 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 11 Oktober 2020. Ketika menghadiri undangan kegiatan yang dilaksanakan BEM Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pahlawan 12 Bangka, penulis dan bersama seorang teman pergi menelusuri jalanan terjal, becek dan berlumpur. Wajar saja, daerah yang kami tempuh adalah pelosok negeri Kepulauan Bangka Belitung, paling ujung dekat laut.

Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka ini berada pada posisi teluk kelabat yang mengarah langsung ke daerah Bangka Barat jika diseberangi lurus menyeberangi laut, hal itu kami ketahui dari peta digital di ponsel pintar kami. Dalam perjalanan menuju lokasi, yang masih belum tersentuh akan pembangunan jalan ditambah hujan rintik-rintik tak kunjung reda sedari malam, kami merasakan bagaimana sulitnya jika masyarakat sekitar dalam melaksanakan mobilitasnya setiap hari.

Bermodalkan sebuah telpon genggam sebagai penunjuk arah, namun sayang terbatasnya jaringan dan peta digital yang tak mampu melacak akses jalan membuat kami sedikit kebingungan. Akhirnya menggunakan siasat terkenal seperti pepatah bilang, "Malu bertanya sesat dijalan" kami pun mulai bertanya kesana kesini kepada setiap warga yang kami jumpai demi untuk mengetahui letak pasti keberadaan dusun yang ingin kami tuju.

Akhirnya, setelah bertanya tanya, setelah tesesat dan akhirnya kembali lagi kejalan yang benar, tak kurang dari waktu 1 jam 45 menit dari Kota Sungailiat kami sampai di Dusun Mengkubung.

Sungguh, sebenarnya ini adalah pengalaman yang sudah acap kali kami rasakan sebagai seorang yang hoby berpetualang. Namun kami membayangkan, betapa susah dan sedihnya, jika akses jalan ini yang harus dilalui oleh masyarakat setempat setiap harinya.

Situasi jalan yang terkena hujan
Situasi jalan yang terkena hujan

Bagaimana tidak, jalan yang sebentar menanjak, sebentar berlubang, sebentar lagi berbatuan dan ironinya jika hujan turun, akses jalan ini menjadi berlumpur dan tentu akan sangat berbahaya jika harus dilalui dengan kendaraan roda dua yang mana nota bene warga hanya memiliki kendaraan itu sejauh yang kami ketahui.

Sesampainya kami di dusun tersebut, kami langsung bergabung pada kegiatan pengabdian masyarakat oleh BEM Stisipol Pahlawan 12 Bangka, lalu kami ikut dalam pembagian paket sembako yang sudah di kumpulkan oleh Mahasiswa Baru Stisipol Pahlawan 12 Bangka angkatan XIV tahun akademik 2020/2021.

Suasana Kegiatan
Suasana Kegiatan

Banyak warga yang antusias dan gembira sekali mengetahui adanya kegiatan pembagian paket sembako ini, wajarlah bila begitu. Pandemi Corona yang tak kunjung reda dan perekonomian warga pelosok yang hanya itu itu saja, betapa bahagianya mendapatkan paket sembako gratis dari kepedulian Mahasiswa, bukan dari pemerintah.

Setelah serangkaian acara usai, kamipun mendekati sang empunya dusun, Bapak Rahman selaku Ketua Dusun Mengkubung yang terlihat raut sedih diwajahnya karena akan ditinggal oleh para mahasiswa yang telah mengabdikan diri di dusunnya.

Kamipun berbincang dan terlihat pak Rahman antusias menjawab setiap pertanyaan kami, wajar juga bila begitu, karna mereka belum pernah dikunjungi oleh orang luar sehingga mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik dari dusunnya.

Kesimpulan dari percakapan kami, adalah berfokus pada isu akses jalan dan pendidikan. Sebagaimana disampaikan beliau sebagai berikut;

" kami berharap dengan hadirnya adik adik Mahasiswa ini, semoga pemerintah dapat memperhatikan daerah kami, kami sangat senang karna hadirnya adik adik Mahasiswa dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dusun ini".

"Kami  meminta kepada adik adik Mahasiswa agar dapat menyampaikan kepada pemerintah terkait kondisi kampung kami yang terbatas akan akses dan lokal untuk sekolah yang hanya tersedia dua lokal saja untuk kelas satu dan kelas dua itupun sekolah cabang yang ada di SD 25 Kumpai, kami berharap dengan hadirnya mahasiswa disini dapat menambah wawasan anak anak dusun kami dan memberikan semangat motivasi untuk terus bersekolah" tandas nya.

Bermain Bersama Anak Dusun
Bermain Bersama Anak Dusun

Kami pun menggali lagi informasi terkait pekerjaan warga dan tempat mereka berbelanja, kami dapatkan bahwa pekerjaan warga setempat yaitu bertambak atau sebagai nelayan dan juga bercocok tanam atau berkebun, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka ada satu warung yang juga tak memiliki stok barang lengkap, sehingga mau tak mau warga pun harus pergi keluar dusun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan berbelanja stok setiap minggu sekali. 

Lalu soal pendidikan yang sangat kami perhatikan, yang mana didusun itu hanya ada dua lokal sekolah, untuk kelas satu dan kelas dua saja, selebihnya siswa kelas tiga harus berjalan jauh atau diantarkan dengan kendaraan bermotor ke dusun sebelah yang jaraknya memang dekat sih, tapi akses yang terbatas membuat perjalanan terasa jauh.

Sangat besar harapan kepala dusun ini agar pemerintah peka disinggung pula lembaga legislatif yang mereka pilih, tapi kok tidak ada memperhatikan daerah pemilihannya, lalu kami berguyon "ya wajar sih pak, namanya juga sudah menyicipi kursi rakyat sampai lupa sama si pembeli kursinya"

sungguh, bapak kepala dusun ini sangat berharap sekali agar pemerintah dapat membantu daerahnya, jika tidak akses jalan ya minimal bisa menambah lokal sekolah untuk tingkat kelas tiga hingga seterunya.

melalui program pengabdian masyarakat dari Mahasiswa inilah beliau sangat berharap dapat disampaikan aspirasinya kepada pemerintah agar mau membantu daerahnya.

Lalu kami pun mengakhiri perbincangan itu dikarenak sudah diajak untuk ikut makan siang bersama yang waktu makannya di pukul 15.50 wib. Setelah itu kami pun berpamitan dengan warga yang tampak dari raut wajah mereka hadir rasa kesedihan bahkan hingga ada yang menangis melepas kepergian para mahasiwa ini. 

Setelahnya kami pun pergi bergegas putar arah untuk balik kerumah dengan kendaraan roda dua yang sudah penuh akan lumpur diatasnya dan para mahasiswa telah dijemput oleh bus operasional dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Bangka Belitung yang langsung disupiri oleh komandan Pool kendaraan operasional Lanal Babel dari Belinyu untuk melaju ke kampus Stisipol pahlawan 12 Bangka di Sungailiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun