Mohon tunggu...
Ginna Megawati
Ginna Megawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad

Ilmu Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sejauh Mana Stunting Mengusik Anak-Anak Kita?

14 Agustus 2023   08:38 Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:40 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memeriksa kesehatan anak agar tak mengalami stunting. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Stunting ternyata bukan hanya masalah tinggi badan yang berada jauh di bawah rata-rata, tetapi juga dikaitkan dengan berbagai konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak.

Konsekuensi jangka pendek meliputi kekurangan zat gizi, kelemahan fisik,  penurunan kemampuan kognitif dan mental-emosional. Sedangkan konsekuensi jangka panjang adalah peningkatan kemungkinan terkena penyakit kronis saat dewasa, misalnya penyakit obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular dan masalah fungsi reproduksi pada remaja putri. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?

Stunting dan Penyakit Kronis

Kebutuhan gizi pada remaja meningkat karena harus memenuhi proses percepatan pertumbuhan fisik yang pesat dan didorong juga oleh adanya kondisi pubertas. Pada remaja stunting kebutuhan gizi tersebut bahkan lebih tinggi lagi karena harus mengejar pertumbuhan yang tertinggal.  

Upaya untuk memangkas defisit pertumbuhan itu memang harus dilakukan oleh tubuh, namun demikian terkadang yang terjadi adalah peningkatan massa lemak yang tidak diharapkan. Selama masa pertumbuhan, akan terjadi peningkatan massa lemak dan massa bebas lemak. 

Meskipun beberapa penelitian tentang komposisi tubuh menunjukkan hasil yang berbeda, kita perlu mewaspadai adanya fenomena massa lemak yang lebih tinggi pada remaja stunting jika dibandingkan dengan remaja berperawakan normal. Secara ringkas kita dapat mengatakan bahwa penumpukan lemak tersebut adalah pintu masuk utama bagi penyakit-penyakit kronis yang dimaksud.

Remaja stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan rentan terhadap infeksi dan penyakit dibandingkan remaja tidak stunting.  Kejadian penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia lebih tinggi pada kelompok remaja stunting dibandingkan dengan remaja yang memiliki tinggi badan normal.

Stunting memberi pengaruh negatif pada pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh, termasuk organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, seperti limpa dan sumsum tulang. 

Remaja stunting sebagian besar juga mengalami malnutrisi akibat defisiensi protein, vitamin dan mineral seperti zinc, zat besi dan vitamin A. Gangguan pertumbuhan organ dan malnutrisi itu pada akhirnya mengakibatkan  sistem kekebalan tubuh terganggu.

Gangguan Fungsi Reproduksi Akibat Stunting

Perlu diketahui pula bahwa remaja yang mengalami kondisi stunting pada dasarnya merupakan manifestasi dari kekurangan gizi secara kronis sejak masa kanak-kanak atau bahkan sejak dalam kandungan.

Anak stunting seringkali terlahir dari ibu yang mengalami kekurangan gizi, jika kondisi tersebut setelah lahir tidak segera dikoreksi maka malnutrisi akan berlanjut sampai remaja hingga dewasa. 

Kondisi ini kemudian seolah-olah menciptakan sebuah “siklus stunting”.  Hasil penelitian Bosch dkk, pada tahun 2008 yang menyimpulkan bahwa remaja berperawakan pendek akan mempunyai anak yang tinggi badannya juga pendek.

Stunting dan Konsekuensi Lainnya

Catatan sejarah dan realitas kekinian telah menunjukkan banyak tokoh berpengaruh dan pesohor dunia yang memiliki tinggi badan relatif lebih rendah dibandingkan dengan orang lain dilingkungannya. Mereka adalah individu sukses dan mapan dengan prestasi yang luar biasa. 

Adakah korelasi antara kesuksesan dengan tinggi badan seseorang? Silahkan pembaca mencari informasi lain dan menyimpulkannya sendiri. Sejauh ini penulis pribadi masih sangat sepaham dengan pendapat Zig Ziglar yang menyatakan bahwa kesuksesan itu diraih oleh orang biasa-biasa saja yang memiliki determinasi luar biasa.

Tapi penulis juga ingin membagikan beberapa catatan ilmiah yang menghubungkan antara stunting dengan kemampuan seseorang secara kognitif dan ekonomi.  Sebuah studi meta-analisis pada tahun 2018 menemukan bahwa remaja stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif dan gangguan perkembangan kognitif dibandingkan dengan remaja normal.

Kesimpulan serupa didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Indonesia, Namibia dan Bangladesh. Gangguan yang terjadi meliputi keterampilan komunikasi verbal, memori verbal dan nonverbal, kemampuan aritmatika, kemampuan membaca, pemrosesan informasi dan pemecahan masalah.

Risiko penurunan kognitif pada remaja stunting berkaitan dengan kapan stunting mulai terjadi dan dan durasi stunting itu sendiri. Ketika stunting timbul sejak usia dini dan menetap (stunting pada usia 1-6 bulan dan bertahan pada usia 60 bulan) maka yang paling terganggu adalah perkembangan kognitif pada saat anak berusia 5 tahun.

Lalu bagaimana dengan masalah pendapatan? Sebuah penelitian di Brazil menunjukkan bahwa bertubuh pendek ternyata berkaitan dengan penurunan produktivitas ekonomi di mana pria dan wanita yang lebih tinggi mendapatkan penghasilan lebih tinggi pula. Peningkatan tinggi badan sebesar 1 persen berasosiasi dengan peningkatan penghasilan sebesar 2,4 persen.

Penelitian lain di Guatemala menemukan data bahwa sekelompok  laki-laki usia 26-42 tahun yang diberikan suplementasi bergizi saat dua tahun pertama kehidupannya ternyata mendapatkan upah 46% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Tokoh-tokoh besar dengan perawakan pendek itu nyata, penelitian ilmiah ini juga fakta. Seolah ada kontradiksi yang begitu terang benderang di antara keduanya. Saran penulis, biarkan saja, tak perlu diperdebatkan. 

Karena hal terpenting yang harus kita sepakati adalah tidak boleh ada pembiaran terhadap kondisi apapun yang berpotensi merusak masa depan anak-anak bangsa, termasuk stunting.  Sejatinya semua ini bisa diatasi oleh orang-orang biasa seperti kita yang mau bergerak bersama-sama dengan determinasi yang luar biasa. Salam…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun