Mohon tunggu...
Ginna Megawati
Ginna Megawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad

Ilmu Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sejauh Mana Stunting Mengusik Anak-Anak Kita?

14 Agustus 2023   08:38 Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:40 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memeriksa kesehatan anak agar tak mengalami stunting. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Perlu diketahui pula bahwa remaja yang mengalami kondisi stunting pada dasarnya merupakan manifestasi dari kekurangan gizi secara kronis sejak masa kanak-kanak atau bahkan sejak dalam kandungan.

Anak stunting seringkali terlahir dari ibu yang mengalami kekurangan gizi, jika kondisi tersebut setelah lahir tidak segera dikoreksi maka malnutrisi akan berlanjut sampai remaja hingga dewasa. 

Kondisi ini kemudian seolah-olah menciptakan sebuah “siklus stunting”.  Hasil penelitian Bosch dkk, pada tahun 2008 yang menyimpulkan bahwa remaja berperawakan pendek akan mempunyai anak yang tinggi badannya juga pendek.

Stunting dan Konsekuensi Lainnya

Catatan sejarah dan realitas kekinian telah menunjukkan banyak tokoh berpengaruh dan pesohor dunia yang memiliki tinggi badan relatif lebih rendah dibandingkan dengan orang lain dilingkungannya. Mereka adalah individu sukses dan mapan dengan prestasi yang luar biasa. 

Adakah korelasi antara kesuksesan dengan tinggi badan seseorang? Silahkan pembaca mencari informasi lain dan menyimpulkannya sendiri. Sejauh ini penulis pribadi masih sangat sepaham dengan pendapat Zig Ziglar yang menyatakan bahwa kesuksesan itu diraih oleh orang biasa-biasa saja yang memiliki determinasi luar biasa.

Tapi penulis juga ingin membagikan beberapa catatan ilmiah yang menghubungkan antara stunting dengan kemampuan seseorang secara kognitif dan ekonomi.  Sebuah studi meta-analisis pada tahun 2018 menemukan bahwa remaja stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif dan gangguan perkembangan kognitif dibandingkan dengan remaja normal.

Kesimpulan serupa didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Indonesia, Namibia dan Bangladesh. Gangguan yang terjadi meliputi keterampilan komunikasi verbal, memori verbal dan nonverbal, kemampuan aritmatika, kemampuan membaca, pemrosesan informasi dan pemecahan masalah.

Risiko penurunan kognitif pada remaja stunting berkaitan dengan kapan stunting mulai terjadi dan dan durasi stunting itu sendiri. Ketika stunting timbul sejak usia dini dan menetap (stunting pada usia 1-6 bulan dan bertahan pada usia 60 bulan) maka yang paling terganggu adalah perkembangan kognitif pada saat anak berusia 5 tahun.

Lalu bagaimana dengan masalah pendapatan? Sebuah penelitian di Brazil menunjukkan bahwa bertubuh pendek ternyata berkaitan dengan penurunan produktivitas ekonomi di mana pria dan wanita yang lebih tinggi mendapatkan penghasilan lebih tinggi pula. Peningkatan tinggi badan sebesar 1 persen berasosiasi dengan peningkatan penghasilan sebesar 2,4 persen.

Penelitian lain di Guatemala menemukan data bahwa sekelompok  laki-laki usia 26-42 tahun yang diberikan suplementasi bergizi saat dua tahun pertama kehidupannya ternyata mendapatkan upah 46% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun