Mohon tunggu...
Gina Azahrah
Gina Azahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hai, namaku Gina Azahrah. Aku mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Akhlak dalam Berorganisasi di Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

30 Desember 2023   20:47 Diperbarui: 30 Desember 2023   21:06 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhlak berasal dari bahasa arab. Ia adalah bentuk jama' dari khuluq. sedangkan secara etimologi, khuluq berartikan ath-thab'u (karakter) dan as-sajiyyah (perangai). Secara terminologi, pengertian akhlak adalah sebuah tatanan yang tertanam kuat dalam jiwa yang darinya muncul beragam perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa membutuhkan pemikiran dan juga pertimbangan.

Akhlak menurut imam Al-Ghazali adalah sesuatu yang menetap dalam jiwa dan muncul dalam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Dengan kata lain, akhlak adalah suatu refleksi batiniah sehingga menghasilkan suatu tindakan tanpa adanya pemikiran.

Sedangkan menurut Syaikh Abu Bakr Al-Jaziri, akhlak adalah perilaku atau tindakan yang mencerminkan  kebaikan serta  juga kebajikan. Yang dimana akhlak diartikan sebagai suatu kumpulan dari hukum - hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran, serta yang diikuti perasaan yakin oleh hati seseorang dan dipujinya, dipastikan kebenarannya, ditetapkan keshalehannya, dan tidak melihat ada yang menyalahinya serta berlaku selamanya. 

Konsep akhlak di dalam islam menurut Ibn Taymiyah, terkait erat dengan konsep keimanan. Hal inilah disebabkan akhlak dalam islam berdiri atas unsur-unsur antara lain:

1. Keimanan kepada Allah Ta'ala sebagai satu-satunya pencipta alam semesta, pengatur pemberi rizki dan pemiliki dari sifat-sifat rububiyah lainnya.

2. Mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala (ma 'rifatullah) serta mengimani bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah.

3. Mencintai Allah dengan kecintaan yang merupakan puncak kecintaan perasaan manusia sehingga tidak ada sesuatu yang dicintai (mahbub) dan diinginkan (murad) selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.

4. Kecintaan ini akan menuntun seorang hamba untuk memiliki orientasi kepada satu tujuan tersebut, yakni meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

5. Orientasi ini akan membuat  seseorang meninggalkan egoisme, hawa nafsu dan keinginan-keinginan rendah lainnya. 

Maka dari itu, seorang hamba yang terus memusatkan perhatiannya hanya untuk mengejar cinta Allah jelas akan memiliki akhlak-akhlak yang mulia karena pasti ia akan meninggalkan akhlak-akhlak tercela karena Allah membencinya dan akan melakukan atau berbuat sesuatu hal yang baik karena Allah. Hal tersebut lah yang menjadi pedoman bagi seseorang untuk memiliki akhlak yang baik. 

Lantas, bagaimana jika akhlak  dapat mempengaruhi kondisi batiniah seseorang. Maka tentu akhlak menjadi suatu komponen penting yang dibutuhkan untuk memenuhi diri seseorang dalam menjalani kehidupannya yang pasti akan berinteraksi dengan orang-orang lainnya, atau kita kenal sebagai suatu kelompok atau organisasi dalam berbangsa dan bernegara. Maka dari itu, antara akhlak dan berorganisasi dalam berbangsa dan bernegara memiliki kaitan yang tidak bisa dilepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun