Mahatma Gandhi, melalui nilai-nilai utama yang di internalisasi dalam gaya hidup yang dipegangnya seperti:
- Kebenaran (Satya)
Prinsip ini, beliau menjadikan kebenaran sebagai pilar utama dalam hidupnya. Dalam melawan korupsi, kebenaran mengajarkan setiap individu untuk hidup jujur dan transparan, baik dalam tindakan pribadi maupun profesional. Internalisasi nilai ini menuntut masyarakat untuk selalu memilih jalan yang benar meskipun penuh risiko.
- Cinta (Ahimsa dalam bentuk kasih sayang)
Prinsip cinta dalam konteks ini mengajarkan penghormatan terhadap sesama manusia tanpa kebencian atau dendam. Dalam konteks sosial, cinta menghapus sifat egois yang menjadi akar dari tindakan korupsi dan menciptakan ikatan solidaritas dalam komunitas.
- Puasa (Laku Prihatin)
Puasa bagi Mahatma Gandhi bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga cara untuk mengendalikan keinginan duniawi dan melatih disiplin diri. Dengan menanamkan laku prihatin, seseorang dapat mengurangi hasrat berlebihan yang sering kali menjadi penyebab korupsi.
- Anti-Kekerasan (Ahimsa)
Anti-kekerasan tidak hanya berarti menolak kekerasan fisik tetapi juga menolak tindakan yang merugikan orang lain, termasuk korupsi. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan yang tidak adil pada akhirnya akan melukai masyarakat secara keseluruhan.
- Keteguhan Hati dan Prinsip (Satyagraha)
Dengan prinsip ini, Mahatma Gandhi percaya pada pentingnya keteguhan dalam memegang prinsip moral, bahkan dalam situasi sulit. Keteguhan ini sangat relevan dalam menghadapi godaan korupsi, di mana integritas seseorang sering kali diuji.
Nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan lingkungan yang lebih etis dan bermartabat, serta menjadi langkah nyata dalam memutus rantai korupsi yang merusak masyarakat.
Menurut beliau, korupsi bukan hanya masalah biasa, tetapi juga persoalan mendasar pada tingkat individu. Ia percaya bahwa korupsi muncul dari kurangnya kesadaran akan nilai-nilai kebajikan serta ketidakmampuan untuk mengendalikan hasrat yang berlebihan.
Mahatma Gandhi pun menegaskan bahwa kunci untuk mengatasi korupsi yaitu dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kesederhanaan dalam kehidupan setiap orang. Ketika individu berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral ini, masyarakat secara keseluruhan akan terbebas dari budaya korupsi. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan upaya pembentukan pendidikan karakter yang berkelanjutan, serta keteladanan dari para pemimpin di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, siklus korupsi dapat dihentikan, sehingga masyarakat, pemerintah dan negara dapat membangun fondasi bagi tatanan sosial yang lebih adil dan bermartabat.
Selain itu, menurut Mahatma Gandhi, cinta adalah inti dari prinsip Ahimsa dan kunci kehidupan yang harmonis. “Cinta sejati tidak pernah meminta, tetapi selalu memberi, tanpa membawa penderitaan atau dendam. Di mana ada cinta, kehidupan berkembang, sementara kebencian hanya membawa kehancuran”.
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Cinta juga mampu mengatasi godaan manusia seperti keserakahan, amarah, dan iri hati, serta menjadi dasar untuk hidup dengan jujur, transparan, dan tanpa permusuhan. Dengan cinta, individu dapat menciptakan perubahan positif, membangun solidaritas, dan melawan tantangan seperti konflik dan korupsi, sehingga menciptakan masyarakat yang adil dan damai.
Prinsip Mahatma Gandhi dengan simbol hidup “sederhana” mencerminkan kedalaman sisi moral dan spiritual. Baginya, kesederhanaan bukan hanya pilihan hidup, tetapi cara untuk fokus pada nilai-nilai utama seperti kebenaran, cinta, dan pengabdian. Dengan menanggalkan kemewahan, Gandhi menunjukkan empati kepada rakyat kecil dan membuktikan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada materi, melainkan pada kehidupan yang bermakna. Kesederhanaan ini juga mencerminkan kepeduliannya terhadap keberlanjutan, mengajarkan pentingnya hidup tanpa berlebihan dan selaras dengan alam. Bagi Gandhi, kesederhanaan adalah kebebasan dari hal-hal yang tidak penting, yang memungkinkan seseorang hidup dengan martabat dan tanggung jawab.