Akbar menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Himu, namun pasukan pemberontak berhasil dikalahkan dalam peperangan Panipat II. Aurangzeb/ Alamghir I (1658-1707 M) Aurangzeb dikenal sebagai Alamghir Padshah Ghazi, penguasa Mughal yang berani dan bijak, setara dengan Akbar. Aurangzeb menimbulkan pemberontakan di antara orang-orang Hindu, seperti dari kerajaan Maratha yang dipimpin oleh Shivaji Punsala. Pada 1858 M, Inggris dan raja Hindu mematahkan perlawanan Sultan Mughal, menandai akhir pemerintahan mereka. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada masa dinasti Mughal, ilmu pengetahuan tidak berkembang sebanyak di wilayah Islam, namun seni syair dan arsitektur maju. Perguruan tinggi didirikan di Delhi pada masa Shah Jehan dan terus berkembang di bawah pemerintahan Aurangzeb.Â
Hukum Islam dikodifikasi dalam Fatawa-I-Alamgiri, sementara kemajuan kedokteran terbukti dengan munculnya ahli kedokteran pada abad ke-17, seperti Dara Shukuh dan Muhammad Akbar Syah Arzani. Dinasti Mughal di India memiliki sistem pemerintahan yang terpusat dengan raja yang disebut Padsyah, penguasa mutlak yang tidak bisa digantikan selama hidupnya. Pemerintahan Mughal memberikan perhatian pada ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung masalah ekonomi, terutama dalam sektor pertanian. Dibentuk lembaga-lembaga dengan penanggung jawab masing-masing seperti gubernur, wakil gubernur, dan berbagai kepala instansi dalam pemerintahan dinasti Mughal. Dinasti Mughal juga dikenal dengan militer yang kuat dan solid. Dengan demikian, kekuasaan Mughal di India akhirnya sirna dan digantikan oleh Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H