Mohon tunggu...
gina pundiarsih
gina pundiarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Gina Pundiarsih hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Pemikiran Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah

26 Juli 2024   20:10 Diperbarui: 26 Juli 2024   20:11 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Masa Bani Umayyah muncul pada tahun 661 hingga 750 Masehi. Bani Umayyah merupakan salah satu periode penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada masa tersebut terjadi perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam bidang pemikiran maupun kebudayaan. Pemerintahan Bani Umayyah memberikan kontribusi yang besar dalam memperkaya pemikiran dan peradaban Islam melalui pencampuran budaya Arab dengan budaya lainnya seperti yang terdapat di Persia dan Romawi. 

Pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. Pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dan universitas didirikan di berbagai kota, menjadi tempat berkumpulnya para cendekiawan untuk mengembangkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Selain itu, seni dan arsitektur juga mengalami perkembangan yang gemilang pada masa Bani Umayyah. 

Bangunan-bangunan megah seperti masjid-masjid dibangun dengan arsitektur yang indah dan megah, mencerminkan keagungan Islam. Seni kaligrafi dan seni ukir juga menjadi bagian penting dalam ekspresi keindahan dan kekayaan budaya Islam pada masa itu. Dengan demikian, pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah merupakan landasan penting dalam memahami sejarah dan perkembangan Islam sebagai peradaban yang kaya dan beragam sekaligus memberikan kontribusi yang berharga dalam membentuk identitas dan warisan intelektual yang mempengaruhi peradaban Islam dan dunia hingga saat ini.

Pembahasan

A. Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Bani Umayyah

1. Berdirinya Bani Umayyah

Bani Umayyah adalah sebuah dinasti Islam yang didirikan pada tahun 661 Masehi dan berlangsung hingga tahun 750 Masehi. Pendiri Bani Umayyah adalah Mu'awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Abd Manaf, yang juga menjadi khalifah pertama dari dinasti ini. Sejarah awal mula Bani Umayyah dimulai ketika Mu'awiyah bin Abu Sufyan menjadi khalifah setelah terjadinya perjanjian damai antara dirinya dan Imam Ali bin Abi Thalib, yang merupakan khalifah sebelumnya. Pada awalnya, Mu'awiyah I memerintah dari ibu kota Damaskus dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Dinasti Bani Umayyah memiliki pusat pemerintahan di Damaskus selama periode pertama pemerintahannya, antara tahun 661 hingga 750 Masehi. Setelah masa tersebut, pusat pemerintahan Bani Umayyah berpindah ke Cordoba, Spanyol, pada periode kedua dari tahun 756 hingga 1031.

Sejarah awal mula Bani Umayyah juga mencatat bahwa dinasti ini memerintah selama lebih dari tiga abad, dengan sejarah yang sangat panjang dan beragam. Meskipun kekhalifahan Bani Umayyah berakhir pada tahun 750 Masehi di Damaskus, pemerintahan mereka berlanjut di Cordoba hingga awal abad ke-9. Pada masa itu, terjadi keruntuhan dan pergolakan di kalangan sendiri, yang mengakhiri kejayaan Bani Umayyah. Dengan demikian, sejarah awal mula Bani Umayyah dimulai pada tahun 661 Masehi dengan Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri dan khalifah pertama. Dinasti ini memberikan kontribusi penting dalam sejarah Islam dengan pengaruh dan keberlangsungan pemerintahannya yang berlangsung selama beberapa abad, membentuk bagian yang signifikan dari peradaban Islam pada masa itu. 

2. Khalifah di Bani Umayyah 

Dinasti Bani Umayyah memiliki sejumlah khalifah yang memimpin kekhalifahan Islam selama masa pemerintahan mereka. Berikut adalah beberapa khalifah terkemuka dari Bani Umayyah:

 1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M): Muawiyah adalah khalifah pertama dari dinasti Bani Umayyah. Ia memindahkan pusat kekhalifahan ke Damaskus dan memperluas kekuasaan ke wilayah-wilayah yang luas.

2. Yazid bin Muawiyah (680-683 M): Yazid menggantikan ayahnya, Muawiyah, sebagai khalifah kedua dari Bani Umayyah. Masa pemerintahannya terkenal dengan terjadinya Peristiwa Karbala yang melibatkan cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali.

3. Muawiyah bin Yazid (683-684 M): Ia menjadi khalifah ketiga Bani Umayyah setelah kematian Yazid. Namun, pemerintahannya singkat dan diikuti oleh periode kekosongan kekuasaan.

4. Marwan bin Al-Hakam (684-685 M): Marwan bin Al-Hakam diproklamasikan sebagai khalifah keempat setelah kematian Muawiyah bin Yazid. Ia memerintah selama satu tahun sebelum wafat.

5. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M): Abdul Malik bin Marwan merupakan salah satu khalifah yang paling berpengaruh dari Bani Umayyah. Ia berhasil memperluas wilayah kekhalifahan dan memperkuat struktur pemerintahan.

6. Al-Walid I (705-715 M): Khalifah keenam dari Bani Umayyah, Al-Walid I, dikenal sebagai salah satu khalifah paling berprestasi dalam bidang arsitektur dan pembangunan.

7. Umar bin Abdul Aziz (717-720 M): Umar bin Abdul Aziz, atau dikenal juga sebagai Umar II, terkenal dengan kebijaksanaan dan reformasi yang dilakukannya selama masa pemerintahannya. Ia dianggap sebagai salah satu khalifah yang paling saleh.

3. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam pada masa Bani Umayyah

a. Pada masa Bani Umayyah, kemajuan peradaban Islam mencapai puncaknya dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa kemajuan peradaban yang dicapai pada masa Bani Umayyah:

 1. Kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan: Dinasti Bani Umayyah memberikan kontribusi besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dan universitas didirikan di berbagai kota seperti Damaskus, Kufah, dan Cordoba. Para cendekiawan pada masa ini mengembangkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat.

2. Kemajuan dalam Seni dan Arsitektur: Bangunan-bangunan megah seperti Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa dibangun dengan arsitektur yang indah dan megah. Seni kaligrafi dan seni ukir juga berkembang pesat pada masa Bani Umayyah, mencerminkan keindahan dan keagungan Islam.

3. Kemajuan dalam Sistem Administrasi: Salah satu warisan penting dari Bani Umayyah adalah pengembangan sistem administrasi yang efisien. Mereka memperkenalkan sistem yang canggih dalam mengelola wilayah-wilayah yang dikuasai, termasuk dalam hal pembagian wilayah administratif dan pengelolaan keuangan.

4. Kemajuan dalam Ekonomi: Pada masa kepemimpinan Bani Umayyah, terjadi kemajuan signifikan dalam bidang ekonomi. Perdagangan dan pertanian berkembang pesat, memicu pertumbuhan perkotaan dan infrastruktur pendukung. Pemerintahan Bani Umayyah juga memperkenalkan sistem keuangan yang canggih seperti mata uang, perbankan, dan sistem perpajakan yang efisien.

5. Pertukaran Budaya dan Hubungan Internasional: Bani Umayyah menjalin hubungan dagang dan diplomasi dengan bangsa-bangsa lain, yang mengakibatkan pertukaran budaya dan penyebaran ilmu pengetahuan. Hal ini memperkaya pemikiran dan kebudayaan Islam, serta memperluas pengaruh peradaban Islam ke berbagai belahan dunia. 

Dengan demikian, kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, sistem administrasi, hingga ekonomi. Kontribusi dan pencapaian pada masa itu menjadi tonggak penting dalam perkembangan peradaban Islam serta berdampak pada peradaban dunia hingga saat ini.

b. Kemunduran Peradaban Islam pada masa Bani Umayyah

Masa kemunduran Bani Umayyah dimulai pasca berakhirnya masa pemerintahan Hisyam ibn Abdul Malik (724-743 M). Hisyam dipandang sebagai negarawan ketiga dalam Dinasti Umayyah setelah Muawiyah dan Abdul Malik. Dengan kematian Hisyam pada 743 M, rezim Umayyah memasuki fase kemunduran. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Umayyah antara lain konflik internal dalam dinasti, ketidakstabilan politik yang melanda kekhalifahan, serta tekanan dari luar seperti serangan kaum pemberontak, suku-suku berkuasa, dan pergolakan di berbagai wilayah Kekhalifahan Umayyah. Selain itu, sistem pemerintahan yang korup dan tidak efisien, serta ketidakpuasan dari sebagian rakyat terhadap kebijakan pemerintah, turut berkontribusi pada kemunduran Dinasti Umayyah. 

Ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya dan keuangan negara juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat kemunduran Dinasti Umayyah. Perkembangan pesat dinasti rival, seperti Abbasiyah, yang muncul sebagai kekuatan yang mengancam kedudukan Dinasti Umayyah, juga berperan dalam proses kemunduran tersebut. Akhirnya, pada tahun 750 M, Dinasti Umayyah jatuh akibat pemberontakan dan pergolakan internal, yang mengakhiri masa kejayaan dan memulai babak baru dalam sejarah peradaban Islam dengan berdirinya Dinasti Abbasiyah.

B. Konsep-Konsep Pemikiran Islam Masa Bani Umayyah

          Pada masa Bani Umayyah, pemikiran peradaban mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai bidang, yang memberikan kontribusi penting dalam memperkaya kehidupan intelektual dan kebudayaan Islam. Salah satu aspek penting dalam pemikiran peradaban pada masa itu adalah pencampuran budaya Arab dengan budaya Persia dan Romawi, yang menciptakan keragaman dan kekayaan dalam pemikiran dan kebudayaan Islam. 

Dalam bidang ilmu pengetahuan, masa Bani Umayyah menjadi periode penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam. Pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dan universitas didirikan di berbagai kota seperti Damaskus, Kufah, dan Cordoba, menjadi tempat berkumpulnya para cendekiawan untuk mengembangkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah juga tercermin dalam bidang seni dan arsitektur. Bangunan-bangunan megah seperti Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa dibangun dengan arsitektur yang indah dan megah, mencerminkan keagungan Islam. Seni kaligrafi dan seni ukir juga berkembang pesat pada masa ini, menjadi ekspresi keindahan dan kekayaan budaya Islam.

             Masa Bani Umayyah juga terjadi pertukaran budaya dan penyebaran ilmu pengetahuan melalui hubungan dagang dan diplomasi dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini memperkaya pemikiran dan kebudayaan Islam, serta memperluas pengaruh peradaban Islam ke berbagai belahan dunia. Secara keseluruhan, pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah merupakan periode penting dalam sejarah Islam, di mana terjadi perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Kontribusi dari masa ini tidak hanya berdampak pada masa itu, tetapi juga memberikan inspirasi dan warisan berharga bagi peradaban Islam dan dunia hingga saat ini. Selain perkembangan dalam ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur, pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah juga mencakup aspek sosial dan politik yang penting. 

Pemerintahan Bani Umayyah memainkan peran kunci dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam, yang kemudian mempengaruhi pemikiran dan kebudayaan di wilayah yang dikuasai. Pada masa Bani Umayyah, terjadi pula pertumbuhan ekonomi yang signifikan, terutama melalui perdagangan dan pertanian. Hal ini memicu pertumbuhan perkotaan dan pembangunan infrastruktur yang mendukung kehidupan ekonomi masyarakat. Pemikiran peradaban pada masa itu juga mencakup sistem keuangan yang canggih, seperti pengembangan mata uang, perbankan, dan sistem perpajakan yang efisien.

           Pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah juga mencerminkan toleransi dan kerukunan antaragama. Meskipun Islam menjadi agama resmi, pemerintahan Bani Umayyah memberikan perlindungan dan kebebasan beragama bagi non-Muslim, yang memungkinkan keragaman agama dan budaya berkembang dalam masyarakat. Periode Bani Umayyah juga menjadi zaman keemasan bagi sastra Arab, di mana karya-karya sastra yang indah dan beragam mulai muncul. Puisi, prosa, dan karya sastra lainnya menjadi bagian penting dalam ekspresi pemikiran dan kebudayaan pada masa itu, mencerminkan kekayaan bahasa dan keindahan sastra Arab. 

Dengan demikian, pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah tidak hanya mencakup perkembangan dalam ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur, tetapi juga meliputi aspek sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan yang memberikan warna dan kekayaan pada peradaban Islam pada masa itu. Kontribusi dari masa Bani Umayyah menjadi landasan penting dalam pemahaman sejarah dan perkembangan Islam sebagai peradaban yang maju dan berpengaruh.

1. Perkembangan Pemikiran pada Bidang Ekonomi Islam

Perkembangan pemikiran ekonomi Islam di masa kekhalifahan Bani Umayyah tidak begitu mencolok, namun terdapat sumbangan penting terhadap kemajuan ekonomi Islam. Hal ini termasuk perbaikan konsep transaksi saham, murabahah, muzaraah, dan kehadiran kitab al-Kharaj yang ditulis oleh Abu Yusuf. Beberapa prinsip dasar ekonomi Islam yang muncul pada masa tersebut antara lain: kebebasan individu, hak terhadap harta dengan batasan, ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar, kesamaan sosial, jaminan sosial, distribusi kekayaan secara merata, larangan menumpuk kekayaan, larangan perilaku anti-sosial, serta kesejahteraan individu dan masyarakat.

Bani Umayyah mendorong kebebasan individu dalam berekonomi, mengakui hak individu atas harta dengan batasan agar tidak merugikan kepentingan umum, mengatur ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar, dan menegakkan kesamaan sosial dengan akses yang sama terhadap sumber daya negara. Mereka juga mencetuskan prinsip jaminan sosial, distribusi kekayaan secara adil, larangan menumpuk kekayaan, larangan perilaku anti-sosial, serta prinsip kesejahteraan individu dan masyarakat yang saling melengkapi. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas ekonomi, keadilan sosial, dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam kerangka ekonomi Islam.

2. Perkembangan Pemikiran pada Bidang Hukum Islam

        Perkembangan pemikiran hukum Islam pada masa kekuasaan Bani Umayyah menghasilkan banyak tokoh ulama madzhab yang terkenal hingga saat ini. Imam Hanafi, beraliran istihsan, lahir pada tahun 80H/699M di Irak, sedangkan Imam Malik, beraliran Maliki, memprioritaskan tradisi orang-orang Madinah dan penggunaan qaul sahabat dalam ijtihadnya. Imam Syafi'i, murid Imam Malik, adalah pelopor ushul fiqh dan pemikiran hukum al-ra'y dan hadits. Adapun Imam Hambali, beraliran Hambali, menekankan bahwa Al-Qur'an dan sunnahlah satu-satunya sumber hukum yang sah. Tokoh-tokoh ini memainkan peran penting dalam menyusun madzhab mereka masing-masing. Imam Hanafi membentuk istihsan sebagai konsep pemikiran hukumnya, sementara Imam Malik memprioritaskan tradisi orang Madinah dan penggunaan qaul sahabat. 

Imam Syafi'i menciptakan ushul fiqh sebagai disiplin ilmu baru dan mampu memformulasikan pemikiran hukum al-ra'y dan hadits. Sementara itu, Imam Hambali menekankan kehati-hatian dalam menerima pemikiran manusia sebagai sumber hukum. Dalam perbedaan pendekatan antara fuqaha al-ra'y dan fuqaha al-hadist, Imam Syafi'i memadukan pemikiran hukum aliran al-ra'y versi Imam Malik dengan aliran al-ra'y versi Imam Abu Hanifah. Hal ini membuktikan kelebihan beliau dalam memecahkan masalah hukum yang kompleks. Dengan demikian, pemikiran hukum Islam terus berkembang melalui kontribusi dari tokoh-tokoh ulama madzhab yang karyanya masih menjadi rujukan dalam hukum Islam sampai saat ini.

3. Perkembangan Pemikiran pada Bidang Pendidikan

          Perkembangan pemikiran di bidang pendidikan pada masa dinasti Bani Umayyah merupakan kelanjutan dari pengajaran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. dan khulafaurrasyidin. Sistem pendidikan pada masa itu menekankan kesucian Arab dan Islam, penempatan birokrasi non-Muslim dan non-Arab, dasar-dasar agama Islam, ilmu naqliyah, dan bahasa, serta penggunaan bahan tertulis sebagai media komunikasi. Dinasti Umayyah juga memberikan kurikulum ilmu agama, sejarah, geografi, bahasa, filsafat, dan usaha menerjemahkan buku asing ke bahasa Arab. Pemerintah dinasti ini menggunakan berbagai lembaga pendidikan seperti pendidikan kuttab, masjid, badiah, perpustakaan, majelis sastra, bamaristan, dan berbagai madrasah di berbagai kota, termasuk di Mekah, Madinah, Basrah, Kufah, Damsyik, dan Mesir. Ini menunjukkan komitmen dinasti Bani Umayyah dalam pengembangan pendidikan di wilayah mereka.

Kesimpulan

Bani Umayyah didirikan pada tahun 661 Masehi oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Pada awalnya, ia memerintah dari Damaskus dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan. Setelah pemerintahannya di Damaskus berakhir pada tahun 750 Masehi, pusat pemerintahan berpindah ke Cordoba, Spanyol, hingga awal abad ke-9. Dinasti ini memerintah selama lebih dari tiga abad dengan kontribusi penting dalam sejarah Islam, membentuk bagian penting dari peradaban Islam pada masa tersebut. 

Khalifah terkemuka dari Dinasti Bani Umayyah meliputi Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Al-Hakam, Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid I, dan Umar bin Abdul Aziz. Mereka merupakan pemimpin yang memiliki pengaruh dan prestasi dalam memperluas wilayah kekhalifahan, memperkuat pemerintahan, serta melakukan reformasi dan kebijaksanaan selama masa pemerintahan mereka. Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai khalifah yang saleh. Pada masa Bani Umayyah, terjadi kemajuan signifikan dalam peradaban Islam. 

Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bani Umayyah memberikan kontribusi besar dengan didirikannya pusat-pusat ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Di bidang seni dan arsitektur, bangunan megah seperti Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa dibangun dengan arsitektur yang indah. Pengembangan sistem administrasi yang efisien dan kemajuan di bidang ekonomi juga terjadi pada masa ini. Namun, setelah kematian Hisyam ibn Abdul Malik, Dinasti Umayyah mengalami kemunduran akibat konflik internal, ketidakstabilan politik, dan tekanan eksternal. 

Dinasti Abbasiyah kemudian menggantikan Dinasti Umyah setelah pemberontakan pada tahun 750 M. Pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah mengalami perkembangan signifikan dalam berbagai bidang, seperti seni, arsitektur, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Pencampuran budaya Arab, Persia, dan Romawi menciptakan keragaman dan kekayaan dalam kebudayaan Islam. Masa ini juga ditandai dengan pertukaran budaya dan penyebaran ilmu pengetahuan melalui hubungan dagang dan diplomasi. Selain itu, pemikiran peradaban pada masa Bani Umayyah mencakup aspek sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan yang penting. Pemerintahan Bani Umayyah memainkan peran kunci dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam dan memacu pertumbuhan ekonomi. Masa ini juga ditandai dengan toleransi dan kerukunan antaragama, serta kemajuan sastra Arab yang gemilang. 

Selain itu, perkembangan pemikiran dalam bidang ekonomi dan hukum Islam juga terjadi pada masa Bani Umayyah. Tokoh-tokoh ulama madzhab seperti Imam Hanafi, Malik, Syafi'i, dan Hambali memainkan peran penting dalam menyusun pemikiran hukum Islam. Di bidang pendidikan, sistem pendidikan pada masa itu menekankan kesucian Arab dan Islam, serta penggunaan bahan tertulis sebagai media komunikasi. Dinasti Umayyah juga memberikan kurikulum yang beragam untuk meningkatkan pendidikan di wilayah mereka. Melalui kontribusi dan inovasi mereka, masa Bani Umayyah menjadi landasan penting dalam pemahaman sejarah dan perkembangan Islam sebagai peradaban maju dan berpengaruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun