Nama       : Ginanjar Lintang Suminar
 NO. UKG   : 201699753555Â
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Â
Â
Lokasi
SMK Negeri 1 Susukan, Desa Brengkok, Kec. Susukan Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah
Lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan umum
 Peserta didik/konseli dapat menerapkan norma tata krama     dalam kehidupanÂ
Tujuan Khusus
- Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian tata krama  (C2)
- Peserta didik mampu menganalisis pentingnya norma tata krama (C4)
- Peserta didik/konseli dapat membangun sikap bertata krama (C6)
- Peserta didik/ konseli mampu mengubah sikap yang tidak sesuai tata krama.(A4)
5.Peserta didik/ konseli dapat melaksanakan nilai nilai dari tata karma dalam kehidupan sehari hari.(P5)
Penulis
Ginanjar Lintang Suminar, S.Pd.
Tanggal
14 Desember 2022 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah,
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan,
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
 Dari identifikasi maslah yang telah dilakukan dalam permasalahan rendahnya Tata Krama pada siswa di Sekolah, maka didapat yang menjadi akar masalahnya adalah:
tentang pengetahuan agama yang siswa miliki sehingga siswa kurang akan landasan Iman dan Taqwa
Kurangnya pemahaman dan  pengetahuan tentang tata krama
Siswa belum mengerti bagaimana bersikap dan menempatkan diri
Rendahnya jiwa kesadaran siswa dalam pentingnya bertata krama
Orangtua siswa yang belum membekali dengan baik ilmu etika dan tata krama
Faktor teman atau pergaulan siswa, dilingkungan terutama
tempat tinggalnya, pengaruh dari media sosial yang tiap harinya siswa lihat baik dalam bentuk film, status di ig, wa dan lain sebagainya.
Praktik Pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan guna untuk saling memberikan informasi kepada semua guru dan guru BK khususnya yang memiliki permasalahan yang sama.
Perilaku siswa dalam kesehariannya disekolah yang menunjukan rendahnya tata krama pada siswa, dan itu sudah cepat menular dari siswa ke satu dan lainnya. Rerndahnya tata krama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan  tata krama. Serta landasan pengetahuan tentang landasan iman dan taqwa.
Derasnya arus informasi baik melalui berbagai macam media sosial dan perkembangan teknologi yang luar biasa  sehingga bergesernya nilai nilai tata krama dan sopan santun dalam kehidupan.
Peran saya sebagai seorang guru memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mereka berperilaku yang sesuai dengan tata krama baik di Sekolah, Keluarga maupun lingkungan Sosial dimanapun mereka berada. Kurangnya pengetahuan pada siswa tentang bagaimana berperilaku sesuai dengan tata krama, sopan santun menjadikan konselor memilih untuk memberikan layanan klasikal dengan metode Problem Based Learning dengan harapan setelah mengikuti layanan ini menjadikan peserta didik paham, dan mengetahui serta menerapkan dalam kehidupan sehari hari bagaimana berperilaku sesuai dengan tata krama.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Siapa saja yang terlibat,
Â
Dalam melaksanakan layanan tentunya akan menemukan kendala atau tantangan. Â Pelaksanaan pemberian layanan bimbingan klasikal dengan tema menerapkan norma tata krama dalam kehidupan, yang menjadi tantangan pada pembelajaran kali ini adalah:
Minimnya kelas yang ada di Sekolah kami, yang bisa mendapatkan sinyal yang stabil
Siswa yang akan mengikuti layanan ini penulis pindahin kelas ke kelas yang bisa ada sinyal dengan lancar ( tukeran kelas) di jam pelaksanaan layanan.
Saat akan memulai layanan sesuai dengan jadwal yang sudah disampaikan kepada Dosen dan Guru Pamong namun disaat bersamaan sekolah kami mati lampu karena ada sedikit perbaikan setelah hujan besar.
Pelaksaan PPL aksi 1 ini sempat tertunda beberapa menit.
Dalam proses pelaksanaan layanan tentunya penulis tidak melaksanakan layanan sendiri, ada beberapa komponen yang dilibatka dalam proses layanan, di antaranya yang dilibatkan
dalam proses layanan yaitu guru mapel, dan wali kelas.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan
Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Â
Pelaksanaan layanan konseling bisa terlaksana dengan lancar tentunya ada langkah-langkah yang di ambil oleh penulis untuk mengatasi hambatan yang di hadapi.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis diantaranya yaitu:
berkomunikasi dengan guru mapel yang boleh ruangannya tukeran saat melaksanakan layanan.
kemudian untuk memenuhi jaringan internet dalam pelaksanaan layanan penulis menggunakan wifi dari handphone pribadi dari penulis, hal ini dilakukan karena sinyal dari wifi disekolah memang sering  kurang merata dan bagus
Tidak berhenti disini, penulis juga mensetting pemberian layanan semenarik mungkin untuk siswa. Dan yang sesuai dengan realita yang ada bahwa kurangnya tata krama pada siswa di sekolah.
Melalui pendekatan PBL ini siswa dituntut untuk melakukan pendapatmya baik secara individu dan kelompok
Saya memulai prosesnya dari tahap awal yaitu menyapa peserta didik, mengecek kehadiran, melakukan ice breaking, memberikan penjelasan materi yang akan dibahas, pembentukan kelompok, memutar video sesuai tema layanan , menayangkan materi didepan kelas, presensi antar kelompok dan melakukan tanya jawab, memberikan tugas dll.
Dalam layanan kali ini saya melakukan bimbingan klasikal dengan metode Problem Based Learning, yang dilaksanakan selama 45 menit.
Untuk menunjang layanan yang saya berikan tentu saya mempersiapkan sumber daya dan materi yang diperlukan pada pembelajaran kali ini seperti:
Laptop untuk membuat presentasi dari materi yang sudah ditentukan
Infokus untuk menayangkan materi dan video didepan kelas
ATK untuk mengerjakan tugas
Piower point
LKPD sesuai dengan materi
Kertas HVS
Refleksi Hasil dan dampak
1. Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?
Â
Dari langkah langkah yang sudah dilakukan oleh penulis untuk meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaan layanan, proses layanan bisa terselenggara dengan tertib, aman dan
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan,
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
lancar. Walaupun proses pelayanan masih belum sempurna, tetapi penulis merasa cukup efektif dari langkah langkah yang telah dilakukan didalam perencanaan pemenuhan tujuan yang sudah ditetapkan oleh penulis. Sebagai bentuk evaluasi dari peulis, penulis mencoba menampilkan video rekaman dari layanan yang telah dilakukan kepada teman sejawat dan mendapatkan beberapa masukan diantaranya pengambilan gambar yang kurang luas, suara perkaman yang masih kurang begitu jelas. Dari hal tersebut penulis menjadi tahu bahwa memang penting dalam berkomunikasi antar komponen yang terkait didalam proses layanan konseling agar bisa memberikan pelayanan secara maksismal dan juga mengacu pada hasil yang maksimal. Hal tersebut menjadi catatan dan pembelajaran tersendiri bagi penulis didalam melaksanakan
praktek pelayanan konseling.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H