Mohon tunggu...
ginanjar indra kusuma nugraha
ginanjar indra kusuma nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Tiada Daya dan Upaya melainkan atas Izin Allah SWT..

Pemuda pekerja keras, jujur, mandiri, berusaha lurus dalam hidupnya, taat ama ortu, serta menghargai sesama..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Eksistensi Industri Penerbitan dan Percetakan (Publisher) di Masa Pandemi Covid-19

12 November 2020   13:05 Diperbarui: 12 November 2020   13:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suggested Citation: 

Nugraha, G.I.K, Santosa, S.J, Rasyid, A, Firdaus, M.R. 2020. Menakar Eksistensi Industri Penerbitan dan Percetakan (Publisher) di Masa Pandemi Covid-19. 

Abstract: 

The Corona pandemic that continues to spread throughout the world not only affects the global economy, but has increasingly had a negative impact on the continuity of the printing industry in Indonesia. This situation was exacerbated by the weakening of the rupiah exchange rate againts the US dollar to close to rupiah 17,000.00 which automatically increased the price of paper. This situation also weakened people's purchasing (demand). Therefore, it needs attention from Central Government in making special policies by providing some kind of incentives, among others in terms of tax elimination and various other facilities so that the Printing Industry continues to exist. This study uses a qualitative approach in an effort to describe the phenomena currently being faced by the Printing and Publishing Industry in general, and UM Press in particular, in the Covid-19 Pandemic situation. Literature studies are used by the author by referring to articles and relevant scientific texts. The data collection method in this research by literature study or literature review through textbooks, articles in journals, and magazines, previous research results, and other sources of written data related to the information needed by researcher.

 

Keywords Corona pandemic, Printing industry, Purcashing (demand), Existence 

Abstrak: 

Pandemi Corona yang terus merebak di seluruh Dunia bukan hanya mempengaruhi perekonomian Global, namum makin menimbulkan dampak buruk bagi kelangsungan Industri Percetakan di Indonesia. Situasi ini makin diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS hingga mendekati Rp 17.000,00 yang secara otomatis menaikkan harga kertas, situasi ini juga melemahkan daya beli masyarakat. Oleh karenanya, perlu perhatian dari Pemerintah Pusat dalam membuat kebijakan khusus dengan memberikan semacam insentif, antara lain dalam hal penghapusan pajak serta berbagai kemudahan lainnya agar Industri Percetakan tetap eksis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya menggambarkan fenomena yang sedang dihadapi oleh Industri Percetakan dan Penerbitan di Tanah Air pada umumnya, dan UM Press pada khususnya, di tengah situasi Pandemi Covid-19. Studi literatur dipergunakan oleh Penulis dengan merujuk pada artikel-artikel dan naskah-naskah ilmiah yang relevan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka atau kajian literatur melalui buku teks, artikel dalam jurnal dan majalah, hasil penelitian terdahulu, serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Kata Kunci Pandemi corona, Industri percetakan, Daya beli, Eksis

Introduction

Tidak ada satu pun Negara di Dunia yang siap menghadapi badai Pandemi Covid-19. Bukan hanya sektor kesehatan yang terpukul, ekonomi di berbagai Negara juga didera masalah. Bank Dunia menggambarkan kondisi ekonomi Dunia tahun ini sebagai yang terburuk dalam 80 tahun terakhir. Dampak dari Covid-19 kian lama kian menggerogoti perekonomian, bahkan IMF menyatakan Dunia terancam resesi Global. Semua Negara merasakan imbasnya, tidak terkecuali Indonesia. Semakin parah dan semakin lama durasi dari Pandemi Covid-19, maka akan semakin rusak perekonomian. Para ahli ekonomi menyatakan, "Wabah Covid-19 jauh lebih merusak dibanding saat krisis moneter 1998 sekalipun, ini dikarenakan semua sektor terhenti". Berbeda dengan krisis 1998 dan 2008 yang lebih banyak memukul sisi pasokan, krisis ekonomi 2020 menghantam semuanya : supply and demand, pasokan barang serta jasa, dan daya beli masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun