Mohon tunggu...
Gina mufidah
Gina mufidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNJ Pendidikan Ekonomi

Saya Gina Mufidah lahir di jakarta umur saya 20 tahun, saya mahasiswa aktif UNJ semester 4.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BI Pertahankan Suku Bunga, Ekonom Memprediksikan Turun pada Kuartal 1 2021

22 Desember 2020   10:16 Diperbarui: 22 Desember 2020   10:28 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bareksa.com

Dia menjelaskan, inflasi dalam proses konsolidasi ekonomi memang masih akan realtif rendah, dipengaruhi oleh daya beli yang masih dalam tahap pemulihan.

Namun, kebijakan suku bunga tidak hanya dipengaruhi oleh inflasi saja, tetapi juga oleh kondisi neraca pembayaran dan aliran modal yang keluar dari pasar keuangan atau capital outflow.

Dia memperkirakan pasar keuangan pada 2021 akan lebih aktif dibandingkan dengan tahun ini, karena itu volatilitas di pasar keuangan, khususnya di negara berkembang juga akan lebih tinggi.

Jika ada sentimen negatif terhadap ekonomi global di tahun depan, maka BI bisa saja menggunakan instrumennya untuk menaikkan suku bunga acuan untuk menahan capital outflow tidak terjadi.

"Indonesia merupakan negara dengan tingkat volalitias yang cukup tinggi, aliran capital bisa masuk dan keluar dengan cepat. Ini yang kemudian perlu diwaspadai," katanya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan tingkat suku bunga acuan akan tetap rendah sampai batas waktu ada sinyal inflasi kembali meningkat.

Pada November 2020 lalu, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan Oktober 2020 sebesar 0,07 persen.

Namun, tiga bulan sebelumnya terjadi deflasi secara berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) pernah menyampaikan jika deflasi tersebut menandakan daya beli masyarakat belum pulih akibat covid-19.

Perry menambahkan bank sentral akan menggunakan semua instrumen yang dimiliki untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), baik melalui stimulus moneter maupun makroprudensial. Ia menuturkan BI juga akan tetap melonggarkan likuiditas perbankan guna mendorong penyaluran kredit untuk menggerakkan perekonomian.

"BI berkoordinasi erat dengan pemerintah dan KSSK tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ucapnya.

Selama pandemi, bank sentral telah melakukan sejumlah kebijakan antara lain pelonggaran moneter lewat instrumen kuantitas atau quantitative easing (QE) dengan suntikan dana. Selain itu, BI juga dan pemerintah berbagi beban (burden sharing) dalam memenuhi kebutuhan dana penanganan dampak pandemi virus corona dan program PEN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun