Mohon tunggu...
Gina Alamsah
Gina Alamsah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan

Saya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Gel.1 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Menghayati Pancasila Sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan Abad-21

2 Mei 2024   22:53 Diperbarui: 2 Mei 2024   22:55 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia ini memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung didalamnya. Pancasila merupakan lambang negara yang memiliki peran penting sebagai pedoman atau pemegang kendali dalam bangsa Indonesia, dan dapat berdiri sendiri sehingga Pancasila dianggap sebagai entitas bangsa Indonesia.

Dalam pandangan Pancasila sebagai entitas Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila memiliki ciri yang khas. Hal ini tidak lain karena Pancasila adalah gagasan yang telah memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut dapat kita lihat seperti keberagaman nilai, kebersamaan, dan persatuan yang terkandung di dalamnya. Tentunya hal ini sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

Sementara Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia ini memiliki ciri khusus yaitu hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mahasiswa yang mengobservasi secara kritis tantangan menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia, serta perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendidikan abad ke-21. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa integrasi antara nilai-nilai Pancasila dan pendidikan abad ke-21 sangatlah penting.

Pada abad 21 dalam penelitian yang dilakukan  (Halimah et al., 2023) ada 3 tantangan dalam dalam menghayati pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa yaitu :

  • Pengaruh Budaya asing dan teknologi
  • Kurangnya peran dan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak.
  • Kurangnya guru yang memiliki movasi dan pengetahuan dalam menerapkan PPP.

Dimana  Tantangan pertama yaitu terdapat dampak budaya asing yang dapat mempengaruhi peserta didik yaitu peserta didik suka menirukan cara berpakaian; gaya bahasa dalam bicara; lebih menikmati tontonan yang berasal dari luar negeri contoh korea, jepang, china; mengikuti trend tiktok; dan memanfaatkan handphone yang tidak sewajarnya saat proses pembelajaran seperti kecanduan main game. 

Perkembangan zaman dan teknologi dalam era globalisasi di Indonesia telah membawa pengaruh budaya Barat yang memiliki dampak positif dan negatif. Sebagai pendidik, langkah yang bisa diambil adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya selektivitas dalam penggunaan teknologi, agar peserta didik dapat memproses informasi dengan bijaksana. Selain itu, penting juga untuk memberikan pemahaman bahwa teknologi dapat dimanfaatkan secara positif melalui kreativitas, inovasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk mencapai hal-hal yang lebih baik.

Tantangan kedua yaitu kurang maksimalnya peran dan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga orang tua adalah orang yang paling merkewajiban mendidik dan membimbing anak-anaknya. Namun pada beberapa kejadian orang tua melimpahkan segala tanggung jawabnya kepada guru yang mengajar di sekolah. 

Akibatnya, anak kurang bimbingan, perhatian, dan pendidikan dari orang tua teruatama saat mereka berada di rumah atau luar sekolah. Karena kurangnya peran dan perhatian orang tua dan mereka hanya fokus pada perkembangan kognitif anak yang mengakibatkan kurangnya penanaman nilai-nilai Pancasila sebagai karakter pendidikan yang telah diajarkan sekolah

Tantangan ketiga yaitu pengaruh pergaulan peserta didik, Jika seseorang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang positif, maka karakter dan tingkah lakunya cenderung baik. Sebaliknya, jika tumbuh di lingkungan yang negatif, karakter dan tingkah laku yang terbentuk akan cenderung mencerminkan lingkungannya. 

Lingkungan dan pergaulan yang buruk dapat mendorong seseorang untuk melanggar norma-norma yang berlaku. Karenanya, lingkungan tempat peserta didik berada sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter mereka, yang menjadi tantangan dalam menerapkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila yang telah diajarkan di sekolah.

Pendidikan abad ke-21 menuntut adanya pengembangan kecakapan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kecakapan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill) menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global. Namun, perlu diingat bahwa pembelajaran abad ke-21, yang sering kali disebut dengan Kecakapan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking, and Creativity), harus senantiasa diperkaya dengan nilai-nilai Pancasila.

Merujuk pada pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa pelajar Indonesia merupakan pelajar seumur hayat yang berkompeten, mempunyai karakter, serta bersikap berdasarkan nilai-nilai budaya dan Pancasila. Hal demikian sejalan dengan Profil pelajar Pancasila yang menekankan pendidikan karakter meliputi budi pekerti dan moral pelajar dan masyarakat Indonesia (Maulida, 2023)

Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia dapat tetap mempertahankan identitas dan jati dirinya dalam menghadapi perubahan zaman yang cepat. Profil pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 dapat dirumuskan sebagai upaya untuk memastikan bahwa peserta didik dapat berkembang secara holistik. Keenam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, Berakhlak Mulia, Berkhebinekaan global, Gotong Royong, Mandiri, Kreatif, dan Bernalar Kritis, menjadi panduan bagi peserta didik untuk tetap memiliki nilai-nilai luhur Pancasila.

Adanya Profil Pelajar Pancasila ini, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi warga negara yang demokratis dan menjadi manusia yang unggul dan produktif di abad ke-21. Oleh karena itu, diharapkan pelajar dan mahasiswa Indonesia dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan dan tahan terhadap berbagai tantangan (Satria,dkk, 2022).

Pancasila adalah dasar dan falsafah negara Indonesia yang menjadi landasan utama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai entitas, Pancasila mencerminkan nilai-nilai fundamental yang mengikat dan membentuk identitas bangsa Indonesia. Terdiri dari lima sila, Pancasila mencakup nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta ketuhanan yang maha esa. Ini tidak hanya menjadi landasan hukum negara, tetapi juga menjadi panduan moral dan etika bagi warga negara Indonesia.

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas):

Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik: Pendidikan abad ke-21 diharapkan berfokus pada pembangunan kapasitas individual siswa. Ini berarti sekolah harus memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi unik setiap siswa. Profil pelajar Pancasila harus mencerminkan sikap inklusif, menghormati keragaman, serta memperkuat nilai-nilai keadilan dan persatuan.

Pembelajaran Berbasis Keterampilan: Pendidikan harus menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Profil pelajar Pancasila dalam konteks ini menuntut siswa untuk menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Penanaman Nilai-nilai Pancasila: Pendidikan harus aktif dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum yang menyeluruh, kegiatan ekstrakurikuler, serta pembentukan budaya sekolah yang konsisten dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila akan tercermin dalam sikap moral yang kuat, toleransi, serta kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.

Pembelajaran Kolaboratif dan Inovatif: Pendidikan abad ke-21 menekankan pentingnya pembelajaran kolaboratif dan inovatif. Melalui kerjasama antar-siswa, siswa dapat belajar untuk menghargai pendapat orang lain, berbagi pengetahuan, dan mencapai tujuan bersama. Profil pelajar Pancasila harus menggambarkan sikap saling menghargai, gotong royong, dan semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Pendidikan Karakter: Pendidikan harus memperkuat pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ini melibatkan pengembangan sikap-sikap seperti integritas, disiplin, kejujuran, dan rasa tanggung jawab. Profil pelajar Pancasila dalam konteks ini mencerminkan individu yang memiliki moral yang kuat, bersedia berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.

Dengan menerapkan pendekatan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh, kita dapat menciptakan profil pelajar Pancasila yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga bertanggung jawab, berempati, dan siap menghadapi tantangan dunia modern. Ini adalah langkah penting dalam membangun generasi penerus yang kokoh dalam identitasnya sebagai bangsa Indonesia dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat global.

Referensi :

Halimah, Misnawati, Lestariningtyas, S. R., & Mingvianita, Y. (2023). Implementasi Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Pendidikan Abad Ke-21 Di SMAN 4 Palangka Raya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, Vol. 2, No.

Satria, R., Pia, A., Kandi, S.W., dan Tracey, Y.H. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Maulida, H. (2023). Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia dan Relevansinya dengan Kurikulum Merdeka. NATIONAL CONFERENCE FOR UMMAH (NCU), VOLUME 01.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun