Merujuk pada pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa pelajar Indonesia merupakan pelajar seumur hayat yang berkompeten, mempunyai karakter, serta bersikap berdasarkan nilai-nilai budaya dan Pancasila. Hal demikian sejalan dengan Profil pelajar Pancasila yang menekankan pendidikan karakter meliputi budi pekerti dan moral pelajar dan masyarakat Indonesia (Maulida, 2023)
Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia dapat tetap mempertahankan identitas dan jati dirinya dalam menghadapi perubahan zaman yang cepat. Profil pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 dapat dirumuskan sebagai upaya untuk memastikan bahwa peserta didik dapat berkembang secara holistik. Keenam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, Berakhlak Mulia, Berkhebinekaan global, Gotong Royong, Mandiri, Kreatif, dan Bernalar Kritis, menjadi panduan bagi peserta didik untuk tetap memiliki nilai-nilai luhur Pancasila.
Adanya Profil Pelajar Pancasila ini, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi warga negara yang demokratis dan menjadi manusia yang unggul dan produktif di abad ke-21. Oleh karena itu, diharapkan pelajar dan mahasiswa Indonesia dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan dan tahan terhadap berbagai tantangan (Satria,dkk, 2022).
Pancasila adalah dasar dan falsafah negara Indonesia yang menjadi landasan utama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai entitas, Pancasila mencerminkan nilai-nilai fundamental yang mengikat dan membentuk identitas bangsa Indonesia. Terdiri dari lima sila, Pancasila mencakup nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta ketuhanan yang maha esa. Ini tidak hanya menjadi landasan hukum negara, tetapi juga menjadi panduan moral dan etika bagi warga negara Indonesia.
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas):
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik: Pendidikan abad ke-21 diharapkan berfokus pada pembangunan kapasitas individual siswa. Ini berarti sekolah harus memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi unik setiap siswa. Profil pelajar Pancasila harus mencerminkan sikap inklusif, menghormati keragaman, serta memperkuat nilai-nilai keadilan dan persatuan.
Pembelajaran Berbasis Keterampilan: Pendidikan harus menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Profil pelajar Pancasila dalam konteks ini menuntut siswa untuk menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Penanaman Nilai-nilai Pancasila: Pendidikan harus aktif dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum yang menyeluruh, kegiatan ekstrakurikuler, serta pembentukan budaya sekolah yang konsisten dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila akan tercermin dalam sikap moral yang kuat, toleransi, serta kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.
Pembelajaran Kolaboratif dan Inovatif: Pendidikan abad ke-21 menekankan pentingnya pembelajaran kolaboratif dan inovatif. Melalui kerjasama antar-siswa, siswa dapat belajar untuk menghargai pendapat orang lain, berbagi pengetahuan, dan mencapai tujuan bersama. Profil pelajar Pancasila harus menggambarkan sikap saling menghargai, gotong royong, dan semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Pendidikan Karakter: Pendidikan harus memperkuat pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ini melibatkan pengembangan sikap-sikap seperti integritas, disiplin, kejujuran, dan rasa tanggung jawab. Profil pelajar Pancasila dalam konteks ini mencerminkan individu yang memiliki moral yang kuat, bersedia berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.
Dengan menerapkan pendekatan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh, kita dapat menciptakan profil pelajar Pancasila yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga bertanggung jawab, berempati, dan siap menghadapi tantangan dunia modern. Ini adalah langkah penting dalam membangun generasi penerus yang kokoh dalam identitasnya sebagai bangsa Indonesia dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat global.