Prinsip yang kita punya sudah seharusnya tetap diteguhkan, tapi mendapatkan pandangan baru bisa menumbuhkan toleransi dan kedewasaan untuk kita bahwa... "Oh, ternyata ada ya orang seperti ini." Buku ini lebih banyaknya bercerita pada pengalaman-pengalaman hidup Manson, namun juga dilengkapi kisah-kisah insipratif dari beberapa tokoh dunia juga.
Di banyak review orang lain mungkin banyak yang sudah memberikan garis besar buku ini, tapi agar berbeda, kali ini aku akan memberikan racun berdasarkan tulisan Manson yang membuatku terkesan saja.
"Masa bodoh ke mana pun anda pergi, akan ada 300 kilogram kesulitan yang menanti anda. Intinya bukan menghindari kesulitan. Intinya adalah menemukan hal sulit yang bisa anda hadapi dan nikmati."
Yang paling mengesankanku bahwa buku ini mengajarkan kita untuk menyadari segala negativitas dan mengakui kalau kita punya kekurangan. Tidak perlu selalu bersikap positif dan menghindari segala kesedihan. Manson bahkan mengharuskan untuk merasakan setiap rasa sakit yang kita miliki. Ini tentu merupakan hal baru, di mana buku-buku pengembangan diri lain mungkin akan bilang bahwa kita harus selalu positif agar bahagia, sementara Manson malah berkata sebaliknya.Â
Sebenarnya masuk akal juga penjelasan si Manson ini, sederhana bahwa kita adalah manusia yang punya emosi dan secara biologis tentu akan memerdulikan segala hal. Mengejar kesenangan di atas rasa sakit dan terlena dalam pemikiran positif yang delusional, maka tidak akan ada motivasi untuk benar-benar berubah.Â
Manson juga dengan gamblang mengkritik para motivator yang seringkali memberikan positivity yang hanya melahirkan sensasi kelegaan sesaat, bukan kebahagiaan sejati. Mungkin penulis merupakan tipikal SJW campur sarkasme :)
Menariknya lagi, ia mampu menyadarkan bahwa KITA ITU TIDAK SPESIAL. Tidak ada satupun di diri kita yang mampu membuat kita harus lebih diistimewakan dari orang lain. Ini merupakan sebuah bentuk narsisisme, merasa layak untuk diperlakukan berbeda, bahwa masalah kita memiliki rumus matematika yang unik.Â
Merasa layak diperlakukan berbeda membuat kita memanjakan diri dalam berbagai hal dan merasa orang lain harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut alih-alih berpikir bahwa tidak seorang pun yang harus bertanggung jawab atas ketidakbahagiaan kita selain kita, ini adalah tren menjadi korban. Dan pada akhirnya akan memberikan dorongan untuk malas tidak melakukan apa-apa karena takut mencoba sesuatu yang bermanfaat dan takut gagal.
"Jika suatu hal baik terjadi pada mereka, itu karena perbuatan mereka. Jika suatu hal buruk terjadi kepada mereka, itu karena seseorang cemburu dan mencoba untuk membuat mereka terlihat buruk... Mereka mempertahankan pandangan mental mereka di atas segalanya, bahkan jika kadang itu menuntut mereka bersikap kasar secara fisik atau emosional. Meyakinkan diri sebagai mahluk yang spesial hanya membuat anda nge-fly. Tapi, itu bukan kebahagiaan."
Dan terakhir, hal yang mungkin jarang dibahas oleh manusia-manusia materialisme: kematian. Manson mampu dan mau dengan pikiran rasionalnya untuk membahas soal kematian. Karena menurutku bicara kematian mungkin agak terlalu agamis, dan sejujurnya menakutkan sehingga orang seringkali menghindar untuk memikirkan, membicarakan atau mengakuinya.Â
Tapi tentu saja menjadi penting, mengingat bahwa semua manusia pada akhirnya akan mati dan hidup singkat ini seharusnya kita fokuskan pada hal-hal yang penting saja daripada memerdulikan segala hal yang sepele dan kadang penuh kebencian.