Mohon tunggu...
Gilbeth Pramana Saputra
Gilbeth Pramana Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang penggiat membaca buku-buku. Rutinitas dikerjakan adalah mencari setiap makna di balik keindahan misteri semesta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menutup Blind Spot: Kontribusi Parachurch bagi Gereja Lokal

4 September 2024   16:26 Diperbarui: 6 September 2024   19:40 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baik Gereja lokal dan Parachurch. Pada esensinya dua lembaga khusus ini merupakan Gereja, anak-anak kepunyaan Allah. Kumpulan orang percaya yang telah diikat menjadi kesatuan yang di dalamnya berisi keberagaman kapasitas atau karunia untuk menunjang kedewasaan rohani bersama, memajukan Kerajaan Allah dalam dunia.

 

Menutup Blind spot: Kehadiran Parachurch Memenuhi Kebutuhan Pertumbuhan Iman Jemaat 

Belajar dari jemaat gereja mula-mula. Kisah Para Rasul 6:1-7 mencatat bahwa orang-orang di Yerusalem yang menjadi pengikut Yesus semakin bertambah banyak. Maka, kebutuhan pelayanan juga turut meningkat dan semakin mendesak. Banyaknya kebutuhan yang menjadi hal mendesak yang harus dipenuhi ditandai narasi pada ayat 1, banyak orang Yahudi Kristen yang mengeluh karena janda-janda terabaikan dalam pelayanan sehari-hari.  Para Rasul merasa tidak puas karena telah melalaikan pemberitaan Firman Tuhan yang disebabkan terlalu sibuk dengan pelayanan meja. Istilah pelayanan meja - secara leksikal merujuk kepada tindakan pelayanan yang berfokus kepada memenuhi kebutuhan jasmani orang miskin yang membutuhkan berupa makanan, minuman dan lain-lain[8]. Maka itu, para Rasul menetapkan tujuh orang khusus yaitu Stefanus, Nikanor, Filipus, Prokhorus, Timon, Parmenas, Nikolaus yang menjadi pelayan meja atau diaken untuk terlibat dalam bidang ini sehingga para rasul dapat fokus memberitakan Injil dengan lebih leluasa. Sedangkan para Diaken yang terpilih dapat memenuhi kebutuhan jasmani orang-orang miskin pada jaman itu supaya pemberitaan Injil tidak terganggu oleh pelayanan internal. Kita lihat di ayat 7, setelah pemilihan Diaken. Pemberitaan Injil semakin menyebar di seluruh Yerusalem dan semakin bertambahlah orang percaya. Paulus dalam 1Timotius 3:8-13 menjabarkan kriteria wajib seseorang yang akan dipilih menjadi Diaken. Syaratnya adalah harus orang-orang yang terhormat, tidak bercabang lidah, tidak penggemar anggur, tidak serakah, harus diuji dahulu supaya dapat dinyatakan tidak bercacat, yang memiliki satu istri dan melayani yang baik. Memikul tanggung jawab Diaken sendiri juga berat, tidak kalah penting dengan pelayanan pemberitaan Injil.

Andreas Budi Setyobakti menjabarkan bahwa tugas diakonia sendiri dibagi menjadi tiga bagian: diakonia karitatif, reformatif dan transformatif. Diakonia karitatif merupakan pelayanan yang memberikan perhatian khusus berupa pemberian dalam bentuk pangan, dan papan kepada orang-orang miskin. Pelayanan yang dideskripsikan di Kisah Para Rasul 6 ini yang merupakan contoh diakonia karitatif. Diakonia reformatif adalah pelayanan yang berfokus kepada  pembangunan beupa pusat kesehatan, penyuluhan, penyuluhan  kepada masyarakat, usaha simpan pinjam bersama. Natur pelayanan diakonia reformatif tidak hanya sebatas memberi saja tetapi mengupayakan Jemaat untuk diperlengkapi supaya masyarakat menjadi terampil sehingga dapat mengembangkan keterampilannya yang bisa menolong orang lain kembali. Diakonia transformatif adalah pelayanan yang  komprehensif yang meliputi pelayanan multi dimensi yang melibatkan sektor ekonomi, politik, sosial, kebudayaan dan hukum Diakonia ini mengarah kepada transformasi seluruh keberadaan manusia sehingga mereka mampu mengenal Allah dan masuk dalam Kerajaan Allah melalui sektor-sektor tersebut.

Jemaat mula-mula pernah mendapatkan blindspot atau titik buta. Akibat Gereja lokal mula-mula di Yerusalem sangat sibuk dengan urusan internal yaitu pelayanan diakonia sehingga pelayanan kerygma, yaitu pemberitaan Injil menjadi lalai dan pelayanan diakonia sendiri juga terlantar. Sepertinya Gereja mula-mula telah belajar dari kelemahan yang telah dilalui, seperti yang dialami oleh Gereja di Yerusalem. Di Kisah Para Rasul 13:1-2. Gereja Antiokhia telah memiliki hamba Tuhan khusus yang menggembalakan Jemaat lokal. Mereka adalah Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, dan Menahem. Mereka mendapat petunjuk Allah bahwa Barnabas yang berasal dari Yerusalem dan Paulus dikhususkan untuk menjadi Penginjil di luar Yerusalem, yang artinya mereka menghabiskan waktu melayani di luar Gereja lokal. Bisa dilihat hasil dari pelayanan Paulus di luar Gereja, Paulus melahirkan beberapa anak rohani yang Ia muridkan secara intens yaitu Titus, Timotius dan Filemon. Tiga murid Paulus inilah yang menjadi Gembala Jemaat di Gereja lokal masing-masing. Sejarah mencatat bahwa Titus menjadi Uskup di Kreta. Timotius menjadi Uskup di Efesus dan Filemon diangkat menjadi Uskup di Gaza[10]. Inilah kontribusi Parachurch, mengupayakan menutup celah supaya Jemaat tidak terlantar meskipun Gereja dilanda kesibukan .Terdapat dua kontribusi Parachurch bagi Gereja lokal. Berikut di bawah ini ulasannya

 

Kontribusi pertama: Kehadiran Parachurch Meringankan Hamba Tuhan Gereja lokal Supaya fokus mengembalakan Jemaat.

Parachurch menitikberatkan melayani di luar Gereja lokal untuk memusatkan diri kepada salah satu panca tugas gereja. Sebut saja salah satu dari banyaknya Parachurch, ada yang berfokus kepada pelayanan kerygma yang spesifik melayani di bidang misi dan pemuridan saja. Karena Parachurch telah berdedikasi untuk menjangkau jiwa-jiwa yang tidak bergembala di luar Gereja, maka hamba Tuhan Gereja lokal harus fokus dengan penuh waktu menggembalakan Jemaat untuk berakar dan bertumbuh dalam Kristus untuk mencapai kedewasaan rohani. Sebelum Paulus mati, Ia telah memerintahkan kepada Timotius yang menjadi penerus estafet tanggung jawab untuk memimpin Jemaat Allah bahwa Ia harus siap sedia memberitakan Firman Allah di kala waktu baik atau tidak baik waktunya. Kemudian harus siap menyatakan apa yang salah, menegur dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran supaya Jemaat tidak jatuh ke dalam kesesatan (2Tim, 4:1-8). Paulus telah mengingatkan Timotius untuk berjaga-jaga supaya Ia dan Jemaat tidak jatuh ke dalam kesesatan. Dapat dirincikan bahwa tugas hamba Tuhan lokal kepada Jemaat adalah:

  • Memberitakan Firman Tuhan siap atau tidak baik waktunya
  • Menyatakan apa yang salah
  • Menegur
  • Menasihati
  • Mengajar

Meskipun Parachurch turut berpartisipasi menunaikan tugas kerygmanya untuk menyebarkan kabar baik itu. Gereja lokal juga tetap harus mempersiapkan Jemaatnya untuk turut terlibat dalam mendukung Amanat Agung sesuai kapasitas setiap individu masing-masing. Itu tanda Gereja yang sehat. Parachurch tidak menggantikan posisi Gereja untuk menuntaskan panca tugasnya. Lembaga Parachurch hanya sebatas membantu, menunjang dan menolong Gereja lokal rencana penyelamatan tergenapi. Sudah seharusnya Gereja lokal dan Parachurch berjalan bersama untuk melayani. Bagaikan gambaran Paulus bahwa Gereja memiliki keberagaman tugas yang saling melengkapi dengan satu tujuan yaitu menjadi berakar dan bertumbuh dalam Kristus (Kol. 2:7). Sebagai contoh saja, saya merupakan hasil pelayanan Parachurch sewaktu SMK. Ketika saya memasuki SMK yang berbasis asrama sehingga aktivitas Gereja lokal saya menjadi terbatas sekali karena waktu untuk ke Gereja lokal sangat minim. Iman saya semakin dimantapkan saat saya ditolong oleh kakak-kakak mentor yang ada di persekutuan SMK. Kemantapan iman inilah yang membimbing saya untuk menjadi hamba Tuhan penuh waktu. Walapun Gembala saya tidak mempunyai akses lebih yang untuk menggembalakan saya, tetapi saya sebagai Jemaat tetap tertolong adanya upaya pemuridan yang dilakukan komunitas persekutuan SMK ini. Kemudian ketika memasuki perguruan tinggi, saya kembali dipertemukan oleh Tim Navigators dan saya dimuridkan selama menginjak bangku perkuliahan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun