Covid-19 berdampak ke segala sektor, salah satunya sektor ekonomi. Hal ini dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi.Â
Pandemi Covid-19 turut menurunkan daya beli masyarakat yang juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM.Â
Kondisi ini membuat pelaku UMKM harus punya cara agar tetap bisa bertahan di kondisi kritis, salah satunya yang kini dilakukan Giarti pemilik rumah produksi makanan ringan yang berada di Jalan Lettu Sugiarto, Caruban, Blongkeng, Ngluwar, Magelang.
Di rumah produksinya, Giarti membuat camilan tradisional rengginang, ia mengubah produk ini menjadi makanan ringan dengan kemasan yang menarik serta varian rasa yang unik sehingga laku dipasaran.
Ia mengatakan, ide membuat rengginang sudah ada sejak tahun 2019, tapi sebatas riset saja. Barulah ketika pandemi masuk ke Indonesia mendorongnya merealisasikan ide tersebut.
Usaha menjual rengginang sekarang menjadi bisnis keluarga Giarti bersama sang Suami. Keduanya kompak dalam mengolah bahan baku menjadi rengginang, mengemasnya, hingga memasarkannya.
Kala itu mereka memulai usaha dengan bermodalkan dana sekitar 1jt, memproduksi rengginang dengan ukuran diameter yang cukup besar lewat merek WG. Penjualannya pun bisa berkisar 50 kilogram per bulan.
Giarti mengatakan, dalam merintis sebuah usaha hal terpenting adalah mengenali produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Kemudian, lakukan riset dan inovasi produk tersebut dengan memperhatikan permintaan pasar. Hal ini juga yang dilakukan Giarti dengan memberikan tester inovasi rengginangnya ke banyak pihak untuk mendapatkan penilaian.Â
Hal lainnya yang turut penting adalah produk tersebut harus memiliki ciri khas, sehingga tak sekedar ikut-ikutan tren. Tujuannya, agar konsumen merasakan perbedaan dan berkelanjutan membeli produk tersebut.Â
"Sebelum memulai usaha banyak lakukan riset, jangan sampai kita ikut-ikutan tren tapi produk kita enggak punya ciri khas," saran Giarti