Sejak itu kehidupan Moko benar-benar berubah. Ia tak hanya harus mengurus keempat keponakan, namun juga harus bisa membuat prioritas baru apakah mengejar cita-citanya sebagai arsitek, atau harus meninggalkan itu semua demi masa depan keponakannya.
Dalam 15 menit pertama film dimulai, jujur sudah membuat saya berkaca-kaca. Sejak awal struggle Moko benar-benar sudah terasa. Meski tak begitu relate dengan kehidupan pribadi, namun saya bisa merasakan langsung bagaimana beratnya menjadi seorang Moko.
MELEPAS MASA DEPAN TANPA MENGELUHKAN KEADAAN
Banyak hal yang harus dilepaskan Moko dalam hidupnya. Mulai dari rencana S2-nya, menunda mencari pekerjaan, hingga putus dengan Maurin karena tak ingin memberi beban pada perempuan itu.
Semua itu ia lakukan seakan memang menjadi tanggung jawabnya. Moko pun selalu memastikan bahwa adik-adiknya kelak tetap harus bisa sekolah tinggi sampai jenjang kuliah.
Pekerjaan seperti merawat Ima si bungsu, memasak, menafkahi, hingga menjadi wali saat pembagian rapor bagi 3 keponakannya yang masih sekolah. Hal ini ia lakukan paling tidak selama 2 tahun pertama, hingga Ima telah dewasa dan bisa bergantian dijaga dengan keponakannya yang lain.
Masalah baru mulai muncul ketika ada tetangganya yang hendak menitipkan anaknya pada Moko. Ia adalah Gadis yang biasa dipanggil Ais.
Semula Moko menolak karena di rumahnya saja sudah ada 4 orang yang mesti ia jaga. Namun karena merasa tak enak dan Ais butuh tempat tinggal, maka Moko menerimanya. Di rumah kecil itu pun kini bertambah seorang lagi anggota keluarga yang baru.
Apa yang dilakukan Moko sebagai pengganti orang tua bagi keponakannya selalu dijalani dengan lapang dada. Moko tidak pernah mengeluh bahkan menangis. Ia merasa tetap menjadi penanggung jawab bagi kehidupan mereka.
KARAKTER KUAT DENGAN CAMEO PAPAN ATAS
Film 1 Kakak 7 Ponakan tidak hanya mengandalkan ide cerita soal keluarga saja, namun juga memiliki karakter kuat yang berhasil dibangun oleh para pemain di dalamnya.
Chicco Kurniawan sebagai tokoh utama yang memerankan Moko menjadi hal pertama yang akan saya sorot. Ia tidak sekadar berakting saja, tapi mampu menghipnotis penonton (khususnya saya) atas karakter yang ia bangun. Sosok Moko yang kalem, tegar, dan berprinsip kuat berhasil diperankannya dengan sangat baik.