Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lintas Semesta

23 Desember 2024   06:48 Diperbarui: 23 Desember 2024   06:48 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Arga?" tanya Raina kaget melihatku yang tiba-tiba datang ke tempat kerjanya di jam enam sore.

"Aku sengaja jemput kamu biar pulangnya nggak usah pakai ojol. Sekalian cari makan gimana?"

"Tapi aku..."

"Ada janji sama orang lain?"

Raina mengangguk tanpa kata yang kutahu jawabannya iya. Aku juga paham bahwa ia tipe orang yang sangat menghargai janji dengan siapapun. Maka aku tersenyum simpul, menawarkan untuk mengantarnya ke tempat orang itu. Dengan begini barangkali aku bisa menemukan jawaban untuk permasalahan rumah tangga yang semakin dingin.

Malam itu di mobil dalam perjalanan menembus pekat malam, kami nyaris tak bicara. Hanya percakapan basa-basi mengenai pekerjaan masing-masing yang jawabannya sudah bisa tertebak. Lalu, Raina mengarahkanku menuju ke taman kota. Aku ingat bahwa taman ini menjadi salah satu latar fotonya bersama Gama ketika masih mengenakan seragam putih abu.

Suasana taman sepi yang diterangi oleh lampu berwarna jingga itu terasa kontras ketika seorang laki-laki dengan kaus dan celana putih berdiri di sana seakan menunggu seseorang.

"Aku mau kenalin kamu sama seseorang, Mas. Itu dia," kata Raina yang membawa langkah kami semakin mendekat dengan orang itu.

Aku sangat kaget ketika mendapati bahwa itu Gama, benar-benar sosok Gama yang jadi masa lalu istriku selama beberapa tahun ke belakang. Rambutnya terbelah dua dengan kumis dan janggut tipis yang kali ini tampak berbeda dari yang kulihat di foto.

"Ini nggak mungkin. Dia siapa, Rai?"

"Dia Gama, Mas. Tapi dari semesta yang lain, bukan semesta kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun