Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sampai Ku Membuka Mata

11 September 2024   11:53 Diperbarui: 11 September 2024   12:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bau obat begitu menyengat di hidung. Aku mencoba membuka mata dan menggerakkan badan untuk memastikan tempat apa sebenarnya ini. Namun aneh, tubuhku sama sekali tak bisa bergerak, mata pun tak bisa dibuka. Semuanya hitam dalam gerak terbatas yang sekarang tak bisa kulakukan.

Aku berbaring di permukaan yang empuk, mungkin kasur. Bagian kaki hingga setengah badan terasa lebih hangat karena ditutupi oleh kain yang cukup tebal. Sambil berusaha mencari tahu atas apa yang terjadi, aku mencoba mengingat kembali beberapa kejadian sebelumnya yang masih terekam di otak.

Pergi kerja menggunakan mobil seorang diri dengan setelan rapi, masuk tol, dan... truk. Ya, aku ingat sekarang! Sebuah truk besar tiba-tiba saja menabrak mobilku dari arah belakang, membuat kendaraan yang kukendarai ini terpental hebat dari titik awal.

Baca juga: Cerpen: Donor

Mobil berguling berkali-kali hingga kepala dan seluruh tubuhku terbentur dan terluka. Entahlah, aku tak bisa menaksir sebagaimana parahnya. Sampai sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, aku bisa melihat dengan buram beberapa orang mendekati mobil ini.

Suasana kacau. Setidaknya ada 4 mobil dan 1 truk tadi yang terguling dengan orang-orang yang mencoba menyelamatkan diri. Darah, kobaran api, teriakkan, menjadi hal yang masih kuingat sampai saat ini. '

Mungkin itulah kenapa sekarang aku ada di sini. Dirawat intensif pada sebuah ruangan rumah sakit namun belum sadarkan diri. 

"Keadaan Davina saat ini masih koma, dan kami belum bisa memastikan kapan ia akan siuman."

Sebentar, tiba-tiba saja aku ingat apa yang diucapkan oleh seorang dokter, mungkin sekitar beberapa hari yang lalu. Aku juga ingat saat itu ada kedua orang tua dan adik laki-lakiku yang menangis histeris begitu mendengarnya.

Itu artinya aku masih dalam keadaan koma, tidak sadarkan diri dan tak mampu melakukan apa-apa, namun bisa mendengar dan merasakan keadaan sekitar.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun