Tak sampai sana saja, setiap saksi ataupun kunci yang bisa membersihkan nama Bagas tak segan-segan akan dibunuh agar rencana politik kotor mereka bisa berjalan setidaknya sampai pemilu selesai.
SIAPA DI ATAS PRESIDEN?
Siapa Di Atas Presiden? merupakan sub judul untuk film 2014, di mana memang menjadi pertanyaan yang harus ditemukan oleh penonton. Di sini pun memang akan diperlihatkan bahwa ada peran penting yang bisa mengontrol jalannya pemerintahan, sekalipun itu seorang presiden.
Siapapun yang nanti akan jadi presiden, tetap saja akan ada pihak yang mengontrol pemerintahan di 5 tahun ke depan. Seperti yang ditemukan Ricky di catatan milik Satria (Rio Dewanto), orang yang selama ini mengincar nyawa mereka dan menjadi kaki tangan elit politik yang jahat.
Kurang lebih seoerti inilah catatan yang menjadi target jalannya pemerintahan Indonesia untuk tahun 2014-2019. Dimulai dari menurunkan polling Bagas Notolegowo, Presiden yang harus dari kawanan militer, pembubaran KPK, hingga penguasaan parleman agar 100% pemerintahan bisa langsung dikontrol. Wow wow, cukup ngeri juga ya kalau benar terjadi langsung di kehidupan nyata.
Sambil menebak-nebak Siapa di atas Presiden sebenarnya, penonton akan disuguhkan dengan banyak adegan aksi masing-masing karakter, terutama Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan yang membuat suasana tak hanya tegang, tapi juga seru. Dan juga adegan tembak-menembak ala film aksi kebanyakan akan mendominasi juga di sini.
CERMINAN PEMILU 2024?
Film garapan Rahabi Mandra dan Hanung Bramantyo ini memanglah mengambil latar tahun 2014 alias 10 tahun lalu, yang mana proses produksinya pasti dilakukan jauh sebelum tahun tersebut (apalagi rencana awal rilis tahun 2013). Namun isi di dalam film yang tentunya fiksi ini justru begitu dekat dengan kehidupan politik saat ini.
Dimulai dari tahun 2014, 2019, bahkan hingga 2024 ini, akan ada saja fitnah sana-sini yang menyudutkan masing-masing calon presiden. Setiap kepentingan politik akan dijadikan prioritas agar bisa menjalankan kekuasaan di negara ini, apapun caranya.
Jika melihat fenomena tahun ini pun, rasanya masih tak bisa lepas dengan jalan cerita film 2014. Beberapa aturan dan kebijakan tiba-tiba dibuat, upaya menjatuhkan lawan jadi hal yang tak aneh lagi di mata masyarakat, serta sama-sama mencari dukungan lewat sosial media. Dan tentunya, masing-masing calon memberikan upaya terbaiknya agar nanti terpilih di tanggal 14 Februari nanti.
Tapi bagaimanapun juga, film 2014 tetaplah fiksi. Terlepas dari apa yang terjadi di sana masih menjadi cerminan pemilu 2024, saya rasa itu hanya kebetulan saja, ataupun ya... bahwa kondisi politik memang sejak dulu tak pernah berubah.