Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ketika Live Shopping Perlahan "Membunuh" Bisnis Retail Offline

16 September 2023   15:17 Diperbarui: 19 September 2023   14:11 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan saya tak mungkin terus bertahan dengan mengandalkan orang yang datang ke toko. Maka dibuatlah untuk semua outlet wajib melakukan live shopping juga dengan memberi harga yang di bawah pasaran, bahkan hingga 50% yang mana ini benar-benar menurunkan margin.

Hasilnya? Lumayan terasa naik dan bisa meningkatkan pendapatan toko meski harus mengorbankan harga. Dari sini pun saya mulai sadar bahwa live shopping ini adalah salah satu faktor besar kenapa masyarakat mulai enggan belanja ke tempatnya langsung dan hanya mengandalkan ponsel untuk memesan sesuatu.

KISAH PASAR TANAH ABANG YANG SEPI

Pasar Tanah Abang bisa dikatakan sebagai pasar terbesar yang menjadi tujuan utama bagi konsumen atau pedagang lain yang ingin membeli sesuatu dengan harga murah. Pasar ini sebelumnya selalu ramai karena memang menjadi pusat perbelanjaan yang pembelinya banyak dari luar kota.

Namun sejak adanya live shopping ini, keadaan di sana perlahan sepi dan ditinggalkan pengunjung lama. Sebagai pedagang, hal ini menjadi racun yang diam-diam akan membunuh bisnis mereka. 

Bagaimana tidak, yang harus dipikirkan bukan soal pendapatan saja tapi bagaimana dengan operasional lain seperti sewa tempat, listrik, pajak, keamanan, dan lain-lain.

Screenshot from hasil pencarian Google/Dokumentasi pribadi
Screenshot from hasil pencarian Google/Dokumentasi pribadi

Jika hal ini terus-menerus terjadi maka tak bisa dipastikan bahwa bisnis mereka bisa bertahan.

Beberapa dari pedagang itu pun mulai melakukan hal sama berupa live shopping, namun hasilnya belum terlihat. Hal ini memang tak bisa didapat semudah itu. Para pedagang harus bisa mendapat kepercayaan calon pembeli lebih dulu, juga strategi-strategi lain terutama soal harga.

Sementara itu seperti poin sebelumnya bahwa para artis pun ikut memeriahkan live shopping, hal ini membuat garis awal antara si artis dan penjual pemula ini akan berbeda. Artis sudah punya banyak pengikut, sementara pedagang harus memulai dari titik nol.

WIN WIN SOLUTION

Semua ini menjadi dua sisi mata koin yang punya sisi masing-masing di mana ada yang menguntungkan satu pihak, namun pihak lain merugi.

Dari sisi penjual yang punya toko fisik misalnya, sebenarnya memang benar bahwa tidak bisa selamanya bertahan dengan kondisi seperti ini di tengah era modern. Mencoba sesuatu baru seperti ikut live shopping atau juga endorse selebgram lokal, misalnya, bisa dilakukan demi meningkatkan trust konsumen di sosial media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun