Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Rayu Aroma Seblak

13 November 2022   16:22 Diperbarui: 16 November 2022   21:45 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sebalak. (sumber: SHUTTERSTOCK/ Irfan Hikmawan via kompas.com)

Selanjutnya aku mulai menumis dengan api sedang ketika Brian masih sibuk mengulek bumbu yang belum halus. 

Menambah air, kemudian memasukkan toping 3 jenis kerupuk ditambah siomay kering mini. Seperti biasa, wanginya khasnya menusuk hidung hingga membuatku nyaris bersin. Setidaknya resep seperti inilah yang diwariskan Bapak dan Ibuku dulu.

Ketika aku sudah menyajikannya di mangkok dengan tambahan jeruk peras di atasnya agar terasa segar, Brian baru memulai masaknya di kompor. 

Jelas saja Arum langsung mencicipinya setelah sebelumnya ia memuji bahwa yang kubuat ini sudah menggoda bahkan sebelum masuk ke mulut. 

"Oke aku akan mulai penilaiannya." Perempuan rambut pendek itu tampak kekenyangan setelah benar-benar bisa menghabiskan dua mangkok seblak racikan berbeda.

"Well, aku lebih suka rasa bumbu yang dibuat Ganjar," kata Arum yang membuatku penuh percaya diri menatap Brian. "Karena diblender, hasil akhir bumbunya lembut dan menyatu di kuah. Yang Brian buat kebalikannya, bawang merah dan cabe rawitnya ada yang belum terulek sempurna."

"Berarti aku pemenangnya?" tanyaku menahan bangga.

"Nggak secepat itu," Arum memotong cepat. "Tekstur kerupuk kamu kelembekan, dan yang makaroni hitam justru masih keras. Beda dengan Brian yang menurutku lebih pas."

"Itu karena Ganjar langsung mencampurkan semua toping, padahal tiap toping punya tingkat ketebalan berbeda ketika direbus di air," Brian memberi penjelasan rinci.

"Aku juga suka cara Brian memberi daun jeruk di kuahnya karena memberi efek harum yang tidak menusuk hidung."

Malam itu aku belajar beberapa hal untuk lebih mengembangkan resep seblak di kedai ini. Menyatukan bumbu yang kubuat ditambah teknik memasak Brian pastinya akan memuat rasa semakin sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun