Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Detektif | Gerbong Sianida

24 Juli 2022   19:12 Diperbarui: 24 Juli 2022   19:25 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Adri, Divisi Kejahatan Kepolisian Pusat Ibu Kota. Dia Raditya, detektif swasta yang biasa membantu kami melakukan penyelidikan."

"Saya mohon kerja sama dari semuanya. Silakan duduk di tempat semula, kami akan melakukan interogasi kepada kalian. Adri, hubungi pihak kereta api bahwa terjadi sesuatu di sini. Jangan ada yang masuk lagi, kecuali petugas."

***

Korban bernama Ratih, 52 tahun, pengusaha bidang kuliner. Ia tewas karena mengonsumsi potasium sianida yang kurasa telah dicampurkan pada makanan yang ia pesan, nasi putih dengan ayam krispi dan teh kemasan botol. Aku belum bisa memastikan secara langsung, tapi mencium bau almond yang juga ada di peralatan makan, kemungkinan besar racun memang dicampurkan di sini.

Kereta masih melaju dengan estimasi sampai sekitar satu jam lagi. Itu artinya aku harus segera menemukan pelaku sebelum ia kabur ataupun menghilangkan barang bukti penting.

"Ya betul, saya lah yang menyiapkan menu tersebut untuk korban."

Tersangka pertama, Fajar, petugas kereta api yang selalu stand by  di gerbong ini untuk menyiapkan menu yang penumpang pesan. Biasanya ada satu orang lagi yang akan membantunya, tapi partnernya itu kebetulan sedang mengantar makanan ke gerbong lain.

Korban mengambil makanannya langsung di meja pemesanan, lalu duduk seorang diri di tempatnya jatuh tadi. Dan dalam jangka waktu tersebut, Fajar masih ada di tempat tanpa beranjak ke mana-mana.

Tersangka kedua, Gian, pemuda berkacamata yang tadi sempat menatapku sinis. Dia duduk di meja pemesanan yang modelnya mirip meja bar. Gian sempat duduk bersebelahan dengan korban selama satu-dua menit. Ada kemungkinan juga bahwa ia memiliki kesempatan untuk mencampurkan racun saat korban lengah.

"Oh, ayolah, kenapa aku tidak boleh kembali ke gerbong? Pacarku di sana akan khawatir, detektif," kata Gian pada akhir pertanyaan interogasi.

Tersangka ketiga, Marlina, perempuan berusia 30 tahun yang bekerja sebagai MUA yang dikelolanya sendiri. Dia duduk saling membelakangi dengan korban ketika makan. Menurut keterangannya, ia hanya memesan snack kemasan untuk sekadar bersantai sambil melihat referensi make up dari laman YouTube dan Instagram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun