Bram juga menang saat itu, yang membuat lawan mainnya langsung ditembak di tempat oleh salah satu petugas berpakaian serba merah dengan topeng lambang segitiga.
Jane tersandung sampai ia kesulitan untuk berdiri. Ini menjadi kesempatan emas bagi Bram yang langsung menodongkan pistol ke hadapan perempuan itu.
"It's okay, Jane. Ini cuma sakit sedikit."
Konsentrasi keduanya seketika buyar ketika bunyi sirine kembali bergema ke seluruh arena, yang kemudian disusul oleh wajah Farid yang muncul di atas langit.
"Peserta 032, it's your turn,"Â kata suara misterius.
"Aturan utama, tidak boleh membunuh sebelum waktunya," kata Jane dengan senyum liciknya.
***
Sambil melangkah membawa panah yang siap dilepaskan, Farid berjalan pelan ke sumber suara ledakan pistol. Ia berspekulasi bahwa Bram telah melepaskan satu peluru. Tapi masalah mengenai seseorang atau tidak, ia masih ragu.
Farid sempat mengenal Bram di arena makan kerupuk, permainan setelah balap kelereng. Ia tak akan melupakan permainan itu karena nyawanya nyaris hilang.
Sama seperti permainan makan kerupuk di lomba kemerdekaan, setiap peserta diharuskan memakan sampai habis kerupuk yang tergantung. Hanya saja, kerupuk yang peserta makan itu telah diracuni oleh sianida. Untuk menyelamatkan diri, peserta harus menghabiskan kerupuk tersebut tak lebih dari dua menit, lalu menuju sudut lapangan untuk meminum penawar racun.