Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

FanFic: Squid Game Indonesia

13 Juni 2022   13:36 Diperbarui: 13 Juni 2022   22:45 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama Korea Squid Game. (Netflix via kompas.com) 

***

Kakak Farid adalah seorang polisi. Sebulan yang lalu, kakaknya tersebut menceritakan tentang satu kasus di Korea Selatan yang belum terpecahkan. 

Tentang hilangnya seorang polisi yang diduga terlibat dalam sebuah kegiatan ilegal yang mengorbankan nyawa manusia. Hilangnya polisi itu pun bersamaan dengan ratusan laporan orang hilang di berbagai provinsi  negara mereka.

Sekarang Farid memiliki benang merah antara cerita kakaknya itu dengan permainan anak-anak yang mematikan ini. Ia bukan hanya terlibat, tapi juga menjadi peserta. Jika bukan karena hutang keluarga bernilai ratusan juta dan uang kuliahnya yang belum dibayar, ia tak akan mau menerima ajakan pria berpakaian formal yang ditemuinya di bus kota minggu lalu.

"Welcome to the final game, peserta 171, 032, dan 199," kata suara berat misterius yang entah ada di mana. "Permainan kali ini adalah Petak Umpet."

Bram sebagai yang tertua di antara mereka mengernyitkan dahitnya sesaat. Lagi pula, petak umpet macam apa yang mengharuskan bawa senjata?

"Kalian berada di tengah labirin raksasa. Setiap peserta akan diberikan waktu masing-masing 10 menit untuk mencari dan membunuh lawan. Peserta lain yang belum dapat giliran tidak diperkenankan membunuh sebelum waktunya tiba. Tidak ada batas waktu untuk permainan ini. Siapa yang bisa bertahan, dialah pemenang utamanya."

Ketiganya diberi kesempatan selama 60 detik untuk berpencar lebih dulu ke tempat yang sulit dijangkau. Lalu ketika waktu habis, sebuah bunyi sirine ambulans berbunyi keras yang dibarengi dengan foto Bram yang tiba-tiba saja ada di langit dengan mengenakan setelan jaket biru muda bertuliskan nomor 199.

"Peserta 199, it's your turn."

Dulu Bram pernah menemani anaknya menonton film The Maze Runner. Ternyata kini dia sendirilah yang ada di permainan itu menambus labirin raksasa yang dipenuhi dedaunan untuk mencari lawan. Bram bisa merasakan suara langkah dua lawannya yang berusaha menghindar. Ia terus berlari menelusur setiap belokan dengan pistol hitam yang selalu siaga dipegangnya.

Sampai di satu sudut Bram melepaskan satu tembakan yang nyaris saja mengenai kaki seorang perempuan berambut ekor kuda. Itu Jane, perempuan cerdik yang waktu itu memenangkan permainan congklak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun