Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trilogi 18 | Laki-Laki Korban Pelecehan

24 Mei 2022   19:13 Diperbarui: 24 Mei 2022   20:37 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau dipaksa mana mungkin punyamu itu sampai tegang?"

"Jangan munafik, lah. Cowo juga pasti punya nafsu."

Maka satu minggu itu menjadi hal terberat untukku. Bertemu mereka membuat rasa cemasku meningkat. Tidak bisa berkonsentrasi kerja, sampai lebih sering menyendiri. Bahkan aku sengaja mengambil cuti untuk benar-benar menenangkan diri di rumah selama beberapa hari.

Jauh dari mereka tidak menjamin bahwa jiwaku tenang sepenuhnya. Adegan menjijikan di toilet klub malam itu sering tiba-tiba datang bahkan ketika aku tidur. Begitu bangun, desah napas tak teratur dengan keringat yang membasahi tubuh.

Sepertinya memang benar bahwa tidak akan ada ruang untuk korban pelecehan seksual, terlebih jika dia laki-laki.

***

Ini minggu kedua aku belum masuk kerja. Masih menghabiskan waktu sendirian di rumah dan lebih sering melamun depan televisi. Waktu makan dan tidur jadi berantakan, membuat tubuhku sedikit lebih kurus.

Terkadang aku hanya menghabiskan waktu di kamar mandi dengan shower hangat membasahi tubuh. Teriak sekencang mungkin meski tahu tidak akan ada yang mendengar.

Lalu, salah seorang rekan kerja datang ke sini. Naya, staff HRD. Kebetulan aku memang cukup kenal dengannya karena seumuran. Mungkin dia melihat absensiku yang kosong selama ini, jadi memaksakan diri datang.

"Aku dijebak, Nay," kataku sedikit bergetar. "Dari awal aku nggak mau datang ke acara mereka, apalagi aku nggak biasa minum minuman keras gitu."

"Jadi, ini bukan soal suka sama suka, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun