"Berarti kita menang, Agnia. Patah hati kamu selama ini nggak ada apa-apanya sama balasan yang kamu dapat sekarang."
Dengan refleks, aku memeluk Raka erat yang langsung dibalas dengan sentuhan hangat di balik punggung.
"Makasih banyak ya, Ka. Kalau nggak ada kamu, mungkin aku masih terpuruk sampai sekarang."
"That's okay. Itu gunanya teman, kan?"
Aku melanjutkan waktu santai sambil menikmati matahari terbenam bersama Raka. Kami membahas banyak kenangan yang mengundang tawa, bukan lagi patah hati yang sempat hadir dalam kehidupanku meski hanya sesaat.
"Nia, apa nggak sebaiknya kamu mulai membuka hati?" tanya Raka pelan menatapku serius.
"Aku... masih belum tahu Ka. Rasanya sendiri dulu lebih baik," jawabku kemudian menggenggam tangannya. "Yang penting selalu ada kamu di sini."
Raka membalas dengan senyuman yang sangat meneduhkan.
***
Broken For Nothing - Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H