Saya pun mulai memahami bahwa cerita inti dari film ini memang mengedepankan kisah perjalanan cinta antara Alan dan Xiaomi.
Till We Meet Again memang mengambil tema utama romansa, tapi di dalamnya terdapat beberapa bagian lain yang juga tak kalah menarik. Di antaranya adalah horor karena terdapat roh jahat dengan sosok menyeramkan dan akan muncul dengan sedikit jumpsacre. Ada juga sisi fantasi karena mengangkat unsur Dewa, serta reinkarnasi yang terjadi setelah kematian.
Kisah Alan dan Xiao Mi akan terus jadi sorotan yang membuat penonton penasaran dari setiap bagian ceritanya. Apalagi konflik mulai terasa ketika Alan terpaksa harus mencarikan jodoh untuk pacarnya itu melalui benang merah yang dimiliki para Dewa Cinta.Â
Tapi ternyata, setiap benang merah yang diikatkan pada Xiao Mi selalu saja hancur. Ini menjadi tanda bahwa hatinya memang belum bisa terbuka untuk siapapun selain Alan.
Di satu sisi, akan ada juga kisah perjalanan si roh jahat yang mengincar nyawa Xiao Mi. Di sini Alan benar-benar harus dengan keras menjaga pacarnya agar tak mati sia-sia.
Film ini benar-benar membuat kita bisa mendapat makna dari yang namanya cinta sejati, seperti perjalanan Alan dan Xiao Mi. Meskipun berada di alam yang berbeda, cinta mereka tetap utuh terjaga.Â
Proses reinkarnasi yang memang dipercaya bagi sebagian orang pun membuat penonton tahu bahwa akan manusia tetap bisa hidup di dunia setelah meninggal dengan melalui beberapa tahap di alam baka. Ditambah lagi, proses reinkarnasi akan ditentukan dengan baik buruknya hidup kita di dunia.
Till We Meet Again dan You're The Apple of My Eye punya kesamaan dan perbedaannya sendiri, di mana persamaannya jelas mengangkat tema romansa.Â
Di You're The Apple of My Eye disajikan lebih sederhana tentang cerita anak sekolah biasa yang saling jatuh cinta. Sementara di Till We Meet Again penonton akan diberikan banyak cabang cerita yang lebih rumit dan membutuhkan ingatan yang kuat untuk memahami alur cerita.