Hadiah yang ditawarkan dalam film Squid Game tidaklah main-main. Uang tunai senilai kurang lebih 40 miliyar won akan dimenangkan oleh satu orang saja. Tentu uang tersebut bisa digunakan untuk apa saja. Jalan-jalan, membuka bisnis baru, memperbaiki ekonomi keluarga, dan yang paling utama adalah membayar hutang.
Ya, hutang. Sebagian besar pemain Squid Game terpaksa bermain di arena karena dituntut atas hutang yang tidak sedikit. Mau tak mau mereka harus mengikuti rangkaian permainan demi mendapatkan uang meskipun nyawa taruhannya.
Jika Squid Game terjadi di Indonesia, saya rasa motifnya tidak terlalu jauh dari masalah ekonomi. Sebagian besar pemain merupakan masyarakat menengah ke bawah yang ekonominya sulit hingga terlilit banyak hutang. Mulai dari hutang ke bank, rentenir, hingga pinjaman online.
Tapi tidak hanya masyarakat menengah ke bawah saja. Saya membayangkan ada sebagian kecil pemain yang berasal dari masyarakat yang cukup berada. Hanya saja ada kondisi yang tiba-tiba membuat kondisi ekonomi mereka berantakan. Seperti ditipu orang, investasi yang justru membuat rugi, hingga kebangkrutan yang terjadi oleh pengusaha.
Jenis Permainan
Permainan anak-anak yang sederhana ternyata menjadi gerbang untuk kematian para pemain. Unik memang memainkan sesuatu yang dulu kita lakukan semasa kecil, tapi kini harus bertaruh dengan nyawa.
Dari film ini saya tahu tentang permainan tradisional apa saja yang dimainkan oleh anak-anak di Korea Selatan. Seperti lampu merah lampu hijau, tarik tambang, kelereng (ini juga populer di Indonesia), gulali, hingga permainan cumi-cumi (squid game).
Jika di Indonesia, kira-kira apa saja ya permainan tradisionalnya? Maka inilah analisis khayalan saya.
1. Balap Kelereng
Jika Korea mengambil permainan'lampu merah lampu hijau' sebagai babak pertama, maka Indonesia bisa menggunakan Balap Kelereng yang biasa dimainkan ketika lomba 17-an. Di sini, ratusan pemain harus membawa sebuah kelereng menyeberangi lapangan luas (seperti latar di permainan lampu merah lampu hijau) dengan menggunakan sendok.
Peserta diberi waktu 2-3 menit untuk sampai di tujuan. Jika di tengah perjalanan kelereng jatuh mengenai tanah, maka ia gugur dan akan langsung di tembak oleh petugas yang berjaga di bagian atas. Dan jika dalam waktu yang ditentukan peserta belum sampai garis finish, maka ia juga gugur dan otomatis mati.
2. Layangan