Ini menjadi bukti bahwa fisik tidak selalu jadi yang utama. Ada prestasi dan hal lain yang bisa kita asah untuk menjadi daya tarik society. Misalnya saja; mendapat beasiswa, menjadi peringkat 1 di kelas, membuat karya, atau menjadi yang terbaik di tempat kerja dan langsung mendapat promosi untuk naik jabatan.
Dan tentunya masih banyak hal lainnya dalam buku ini yang bisa kita capai tanpa perlu memandang fisik yang harus good looking.
You don't have to be beautiful. You can be talented, and that's still beautiful in some ways.
(Insecurity is My Middle Name, Page 18)
Kekhawatiran Masa Depan
Pada bagian II terdapat 15 bab yang akan menemani pembaca untuk merenungkan diri soal masa depan. Tentang kita yang sering kehilangan motivasi, entah ingin mulai dari mana, hingga belum bisa membanggakan orang tua.
Hal seperti ini memang wajar dirasakan oleh banyak kalangan. Kita merasa kok gini-gini aja dan mulai mengkhawatirkan seperti apa nantinya masa depan jika situasi terus menerus seperti ini.
Beberapa tips ditulis untuk meningkatkan kemampuan produktivitas diri. Setidaknya kita harus mencoba dari 0 dan memahami skill apa yang sekiranya bisa diasah dalam diri pembaca. Misalnya menulis, mendesain, pemograman, pemasaran, kemampuan berbahasa asing atau yang lainnya.
Dari sini kita akan diajak untuk pelan-pelan menemukan kemampuan diri yang tepat dan bagaimana cara untuk mengasahnya.
Selain itu, pada bagian ini masih ada beberapa hal yang dibahas seperti bagaimana membuat diri produktif meskipun dalam posisi pengangguran, juga saat pilihan kita berbeda dari keinginan orang tua.
Do something or do nothing.
(Insecurity is My Middle Name, page 112)