"Aku nggak mau kamu kayak gini lagi," ucap Fahri tegas.
"Sebentar, aku belum selesai cerita, lho. Aku sengaja nelepon kamu untuk curhat, tapi respons kamu malah gini. Aku jadi nggak mood."
"Yang mulai duluan kan kamu."
Meski malam itu terasa panjang karena mereka tetap teguh pada ego masing-masing, keadaan di esok hari menjadi lebih baik. Perdebatan itu seakan tak terjadi, berhasil mempertahankan hubungan jarak jauh keduanya yang entah akan bertahan sampai kapan.
***
Di salah satu mal terbesar Kota Kuala Lumpur, Fahri melihat kekasihnya itu sedang berduaan dengan seorang pria. Entah ini hanya perasaannya saja, atau memang benar bahwa kedekatan mereka tak wajar bahkan cenderung mesra. Pria yang sama sekali tak dikenalnya itu bahkan dengan lembut mengacak-ngacak rambut panjang kekasihnya.
Fahri menarik napas dalam untuk tidak mengeluarkan emosinya. Ia melangkah ke salah satu spot duduk di foodcourt itu. Ketika menampakkan diri, Dera sangat kaget melihat Fahri yang seharusnya tetap ada di negaranya.
"Ikut aku bentar." ucap Fahri dingin menarik lengan Dera.
Dengan perasaan tak karuan, Dera mengikuti Fahri ke smoking area yang berkonsep outdoor. Dari sini pemandangan kota terlihat lebih jelas dan indah.
"Siapa dia?"
"Temen. Dia.. orang Indonesia juga kok," jawab Dera sedikit ragu. "Kamu kok nggak bilang-bilang mau ke sini?" Dera bertanya balik, berusaha membelokkan topik.