Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memulihkan Rapuh

5 Desember 2020   20:15 Diperbarui: 5 Desember 2020   20:24 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by http://beautifulworldbucketlist.com

Siaran berita televisi masih membahas soal lonjakan virus corona. Aku hanya mendengar sekilas bahwa data orang yang terinfeksi per hari kemarin mencapai angka tertinggi sejak bulan Maret lalu. Oleh karena itu aku lebih memilih berada di dalam rumah dan hanya keluar untuk sesuatu yang mendesak saja.

Sambil mendengar televisi yang belum dimatikan, angka di jam dinding ruang tengah menunjukkan pukul 9 kurang 15 menit. Sekali lagi aku berkaca pada layar laptop yang menyorot diriku dari kamera. Memeriksa riasan make up, posisi kerudung, juga bibir yang sebelumnya sudah dipoles dengan lipstik berwarna nude.

Oke, here we go.

"Selamat pagi semuanya," sapaku menatap belasan wajah mahasiswa di aplikasi Zoom, tentu dengan kondisi tv yang telah dimatikan agar tak menganggu.

"Pagi, Bu," jawab mereka kompak.

Sambil berbasa-basi mengabsen satu persatu yang hadir, aku menunggu partner mengajarku saat ini. Jangan sampai dia telat masuk seperti seminggu lalu. Malu juga kalau dilihat oleh mahasiswa.

"Hari ini ngajar sendiri, Bu?" tanya salah satu di antara mereka.

"Pak Irza juga ngajar, kok. Dia masih memeriksa tugas kalian dan kemungkinan 15 menit ini hanya akan ditemani oleh saya," jawabku memberi alasan agar citra kami sebagai asisten dosen tidak terlihat buruk.

Tidak sampai 15 menit, orang yang ditunggu akhirnya bergabung pada ruang belajar daring ini. Irza sudah berpakaian rapi dengan kemeja polos biru muda dan rambut pendeknya yang disisir rapi.

Sejak awal keputusan pemerintah untuk memberlakukan aturan belajar di rumah, aku dan Irza dipercaya membantu salah satu dosen untuk mengajar mahasiswanya. Sebenarnya kami berdua merupakan mahasiswa S2 yang masih menempuh pendidikan. Tapi dengan dipercaya menjadi asisten dosen, aku bisa membagikan ilmuku pada orang lain serta melatih kemampuan bicara di depan orang banyak.

Kelas berakhir. Satu per satu mahasiswa meninggalkan aplikasi video call itu. Kini hanya tersisa aku dan laki-laki ini saja. Ya, memang inilah rutinitas kami setelah mengajar. Berbincang satu sama lain membahas soal apapun. Kadang soal kabar, atau cerita satu sama lain mengenai persoalan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun