Aku memilih untuk tidak menjawab apapun.
***
Meski aku tidak bisa dilihat, juga sedang tidak dirasakan oleh Ralin, tapi aku bisa mendengar percakapan dia bersama teman-temannya siang itu di kantin Fakultas Hukum. Ada Lisa, mahasiswi Fakultas Ekonomi yang juga teman Ralin di SMA, serta Dion, laki-laki yang sedikit kemayu yang kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
"Sepertinya Vadi sudah mulai serius sama kamu," kata Lisa yang disetujui oleh anggukan Dion.
"Aku hanya masih bingung, guys."
Beberapa minggu setelah itu, akhirnya Vadi menyatakan perasaannya. Ralin menerimanya beberapa hari kemudian hingga keduanya resmi berpacaran. Lisa dan Dion menjadi yang paling gembira mendengar kabar ini.
"Apa aku bilang, semua akan baik-baik saja, kan?" tanya Cinta yang pada akhirnya berhasil keluar dari tempat istirahatnya, sementara aku masih memilih diam di sini.
"Semoga."
Hubungan bersama Vadi adalah hubungan yang paling awet sepanjang perjalanan cinta Ralin. Kali ini, di bulan ke-6 hubungan keduanya yang juga hampir bersamaan dengan ulang tahunnya ke-19, Vadi memberikan kejutan yang sangat manis.
Di sebuah kamar hotel bintang 4 yang sengaja dipesan sejak dua hari lalu, laki-laki itu menaburkan banyak kelopak bunga mawar di permukaan kasur berwarna putih itu. Tidak lupa, hiasan lainnya yang sederhana namun penuh makna juga ditempel pada beberapa bagian dinding kamar.
Satu kamar yang hanya diisi oleh sepasang kekasih itu membuat Vadi melakukan sesuatu yang di luar batas. Wajahnya sengaja didekatkan pada Ralin, yang kemudian membuat dua bibir masing-masing bertemu. Keduanya saling memejamkan mata, menikmati setiap detik yang sangat indah itu.