"Everything is gonna be okay, Sa."
***
Lantai 24 apartemen Arga menjadi spot terbaik untuk melihat matahari terbit, apalagi jika ditemani oleh segelas susu coklat segar. Arga berdiri di sampingku tanpa mengenakan baju seperti hari-hari sebelumnya. Ia memelukku erat sambil mencium aroma tubuhku dari bagian leher.
"Aku nggak mau kehilangan kamu," katanya berbisik.
"I won't. Kita udah sepakat nggak akan meninggalkan satu sama lain, kan?"
Di dinding dekat tempat tidur, sebuah foto berpigura emas menjadi bukti bahwa aku dan Arga bukan lagi sebatas Friends with Benefit, namun telah melangkah pada satu tahap yang lebih sakral. Di sana masih ada sosok Mama yang menemaniku ketika duduk di pelaminan. Namun sayangnya sebulan lalu Mama pergi untuk selamanya.
Memang, aku sedih dan terpukul. Tapi setidaknya aku sudah berhasil mengabulkan permintaan Mama agar aku menemukan pilihan orang yang tepat untuk menemaniku di masa depan. Terlebih lagi, akan ada keluarga baru yang hadir di antara aku dan Arga. Malaikat kecil yang saat ini sedang tumbuh di perutku.
Just Friends, With Benefit - Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H